Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kripto Masuk Season Altcoin, Harga Bitcoin Stagnan Meski Sempat Menyentuh US$119.000

        Kripto Masuk Season Altcoin, Harga Bitcoin Stagnan Meski Sempat Menyentuh US$119.000 Kredit Foto: Freepik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Momentum harga Bitcoin (BTC) melemah sejak awal pekan lalu, dengan harga bergerak datar di kisaran US$118.000, meski sempat menyentuh level US$119.000 di Senin (21/7).

        Dilansir dari Coindesk, Selasa (22/7), investor kripto tengah melakukan rotasi seiring instrumen invetasi digital yang memasuki season altcoin. Kondisi ini menyebabkan penurunan tajam dalam dominasi bitcoin terhadap total pasar kripto.

        Baca Juga: Investor Harap Sabar, Dana Kripto OJK Masih Tahap Simulasi, Berbeda dengan ETF Global

        BRN Analyst, Valentine Fournier menyebut bahwa penurunan dominasi bitcoin merupakan perubahan teknikal dan psikologis yang signifikan.

        “Ini menunjukkan terjadinya rotasi struktural ke altcoin, yang berlangsung di tengah kuatnya aliran dana ke exchange-traded fund kripto, meningkatnya partisipasi institusi, dan tidak adanya tekanan makroekonomi,” kata Fournier.

        Namun Data Glassnode menunjukkan sinyal positif. Wallet dengan semua ukuran tercatat kembali melakukan akumulasi bitcoin. Bahkan, investor besar dengan kepemilikan bitcoin jumbo turut aktif kembali, dengan tingkat partisipasi setara Desember 2024.

        “Keselarasan aktivitas akumulasi di semua ukuran wallet menunjukkan adanya keyakinan menyeluruh terhadap tren naik bitcoin saat ini,” tulis Glassnode.

        Adapun Ohio Public Employees Retirement System (OPERS) yang merupakan salah satu dana pensiun publik terbesar dilaporkan telah menambah kepemilikan saham mereka d alam salah satu perusahaan pemegang bitcoin terkemuka yakni Strategy (MSTR).

        Baca Juga: Makin Diminati, Jumlah Konsumen Aset Kripto Capai Rekor Baru

        Yen Jepang juga menjadi sorotan usai menguat sebagai mata uang safe haven setelah koalisi partai penguasa negara itu kalah dalam pemilu dari Majelis Tinggi. Hal itu memicu ketidakpastian politik di Negeri Sakura.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: