Peserta Capai 14,9 Juta, BPJS Ketenagakerjaan Telah Salurkan Manfaat Rp1,59 Triliun
Kredit Foto: BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan mencatat jumlah peserta aktif program Jaminan Pensiun (JP) mencapai 14,9 juta pekerja hingga pertengahan 2025, tepat satu dekade sejak program ini diluncurkan. Selama sepuluh tahun berjalan, lebih dari 214 ribu pekerja dan keluarganya telah menerima manfaat JP secara berkala maupun lumpsum, dengan total nilai manfaat mencapai Rp1,59 triliun.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menyatakan pentingnya kebijakan lanjutan dari pemerintah untuk memperkuat keberlanjutan program JP. Menurutnya, JP berperan strategis dalam penguatan sumber daya manusia serta pengentasan kemiskinan ekstrem, mendukung target Indonesia Emas 2045.
“Kami mengucapkan apresiasi kepada Pak Menteri Ketenagakerjaan yang sudah memberikan dukungan dan mengingatkan kami selalu untuk menjalankan program jaminan pensiun ini agar bisa memberikan manfaat dan menjadi solusi bagi masyarakat, khususnya saat memasuki usia pensiun,” ujar Pramudya dalam peringatan 10 tahun JP di Plaza BPJAMSOSTEK, Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Targetkan 1,6 Juta Ojol Terlindungi JHT Akhir Tahun Ini
Ia menambahkan, bonus demografi yang tengah dinikmati Indonesia perlu dimanfaatkan untuk memperluas perlindungan jangka panjang ketenagakerjaan, bukan hanya bantuan sosial bersifat sementara. Pramudya juga menekankan pentingnya evaluasi besaran iuran JP yang saat ini masih 3%, jauh di bawah negara lain seperti Korea Selatan (9%), Filipina (13%), dan Vietnam (22%). Sesuai PP Nomor 45 Tahun 2015, iuran JP idealnya ditinjau setiap tiga tahun hingga mencapai 8%.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, menambahkan bahwa saat ini mayoritas manfaat JP berkala masih diterima oleh ahli waris. Namun, mulai 2030 jumlah penerima diperkirakan melonjak signifikan seiring bertambahnya peserta yang memasuki usia pensiun. Besaran manfaat JP berkala saat ini hampir menyentuh Rp400 ribu per bulan.
“Manfaat ini memang belum besar, tapi bermakna dalam menopang kebutuhan dasar hidup secara mandiri,” ujarnya. Roswita menegaskan bahwa keberlanjutan program JP harus dijaga sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras para pekerja dan untuk menciptakan rasa aman di masa tua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri