Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        80.000 BTC Dijual Investor Era Satoshi, Harga Bitcoin Lagi-lagi Tertahan di US$119.000

        80.000 BTC Dijual Investor Era Satoshi, Harga Bitcoin Lagi-lagi Tertahan di US$119.000 Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga Bitcoin masih bergerak stagnan dalam kisaran US$119.000 di Minggu (27/7). Kripto unggulan ini masih bergerak tanpa arah yang pasti menyusul munculnya kembali perdebatan mengenai identitas asli kripto, dipicu oleh langkah mengejutkan dari Galaxy Digital (GLXY).

        Dilansir Senin (28/7), Galaxy Digital (GLXY) baru-baru ini  mengumumkan bahwa mereka telah memfasilitasi penjualan lebih dari 80.000 BTC. Bitcoin yang dijual merupakan milik seorang investor era Satoshi. Transaksi ini sontak menjadi sorotan komunitas kripto.

        Baca Juga: Bakal Jadi Instrumen Keuangan, Skema Pajak Baru Membayangi Ekosistem Bitcoin Cs di Indonesia

        Bagi sebagian pihak, penjualan tersebut merupakan langkah rebalancing portofolio yang wajar. Namun, lainnya menilainya sebagai sinyal mengkhawatirkan, bahwa bahkan para pendukung awal bitcoin kini mulai cashing out atau keluar dari investasi mereka.

        Analis Kripto, Scott Melker mengatakan bahwa penjualan tersebut sebagai tanda melemahnya keyakinan ideologis pada bitcoin. Ia menilai bahwa  keluarnya "whale" tersebut sebagai lambang dari pergeseran besar. Menurut mereka, bitcoin kini kian diserap ke dalam sistem keuangan tradisional, menjauh dari akar cypherpunk-nya.

        Insightnya tersebut membuat banyak pihak kembali menyoroti esensi dari bitcoin. Banyak yang menilai  bahwa transformasi aset kripto tersebut menjadi instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan, diatur, dan didominasi oleh sistem off-chain adalah sebuah penyimpangan dari visi awalnya.

        Baca Juga: JP Morgan Lirik Kripto: Bitcoin dan Ether Bakal Menjadi Jaminan Pinjaman

        Meski demikian, banyak juga yang berpendapat bahwa satu transaksi tidak cukup untuk menyimpulkan terjadinya pergeseran ideologis. Selain itu, mereka mencatat bahwa pergerakan dompet digital (wallet) sering kali disalahartikan, dan menjual aset tidak selalu berarti menyerah secara jangka panjang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: