Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Variatif, Pasar Saham Nantikan Hasil Negosiasi China-AS

        Bursa Asia Variatif, Pasar Saham Nantikan Hasil Negosiasi China-AS Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia berakhir dengan hasil yang bervariasi dalam perdagangan di Senin (28/7). Investor saham tengah menimbang efek kesepakatan dagang dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Mereka juga menantikan negosiasi tarif dengan China.

        Dilansir dari CNBC International, Selasa (29/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:

        • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,86% ke 25.562,13.
        • CSI 300 (China): Naik 0,21% ke 4.135,82.
        • Shanghai Composite (China): Naik 0,12% ke 3.597,94.
        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,10% ke 40.998,27.
        • Topix (Jepang): Turun 0,72% ke 2.930,73.
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,42% ke 3.209,52.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,32% ke 804,40.

        Investor menyambut baik pengumuman kesepakatan negosiasi tarif dari Uni Eropa dan AS. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut bahwa dengan negosiasi tersebut, pihaknya hanya akan mengenakan tarif sebesar 15% ke Eropa.

        Pengumuman tersebut meredakan kekhawatiran terhadap konflik perdagangan yang lebih luas serta menumbuhkan optimisme bahwa perang dagang akan segera berakhir, khususnya dari China dan AS.

        Beijing dan Washing diketahui akan melakukan putaran baru negosiasi perdagangan yang akan dimulai di Stockholm, Swedia. Pasar berharap akan terjadi kesepakatan yang konkret antara kedua belah negara.

        Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent menyatakan bahwa dirinya optimismis negosiasi serta gencatan senjata perdagangan antara keduanya saat ini akan diperpanjang, dengan mencatat bahwa negosiasi tidak hanya akan mencakup tarif namun juga isu-isu yang lebih luas seperti pembelian energi yang dilakukan oleh China dari Rusia dan Iran.

        Baca Juga: Pertama di Indonesia! Pluang Luncurkan Fitur Trading Saham Amerika dan ETF 24 Jam

        Di sisi lain, pelaku pasar menantikan pertemuan dari Federal Reserve (The Fed). Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan tetap pada level 4,25% - 4,5%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: