Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Emas Dunia Turun Imbas Kesepakatan Dagang Uni Eropa-AS

        Harga Emas Dunia Turun Imbas Kesepakatan Dagang Uni Eropa-AS Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga emas dunia turun ke level terendah dalam hampir tiga pekan pada perdagangan di Senin (28/7). Penurunan ini terjadi setelah tercapainya kesepakatan dagang dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Selasa (29/7), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:

        • Spot emas: turun 0,8% menjadi US$3.310,45.
        • Kontrak berjangka emas: melemah 0,7% ke US$3.311,20.
        • Perak spot: turun 0,3% ke US$38,04.
        • Platinum: melemah 1,1% ke US$1.386,03.
        • Palladium: naik 1,5% ke US$1.238,18.

        Penguatan indeks dolar ke posisi tertinggi dalam lebih dari satu minggu membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari kesepakatan dagang dari Uni Eropa dan AS.

        "Semakin banyak kesepakatan dagang diumumkan, semakin kuat dolar. Ini berdampak negatif bagi emas karena menurunkan daya tariknya sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah sentimen pasar yang sedang risk-on," ujar Analis Marex, Edward Meir.

        Kesepakatan dagang akhir pekan lalu antara kedua negara ternyata jauh lebih rendah dari ancaman tarif sebelumnya sebesar 30%. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar akan perang dagang global yang lebih luas.

        AS sebelumnya  juga telah menjalin kesepakatan dagang dengan Jepang. Kini Negeri Paman Sam sedang melanjutkan negosiasi untuk memperpanjang masa gencatan senjata tarif dengan China.

        Namun, Perwakilan Dagang Amerika Serikat menyebutkan tidak ada terobosan besar yang diharapkan dari pembicaraan dengan mitra dagangnya tersebut kali ini, dan fokus akan berada pada pengawasan serta pelaksanaan komitmen sebelumnya.

        "Harga emas tidak anjlok tajam karena ada kemungkinan kesepakatan ini sulit diimplementasikan atau bahkan tidak realistis," ungkap Meir.

        Adapun Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% hingga 4,50%. Pasar terus memperkirakan adanya potensi pemangkasan suku bunga pada bulan September.

        Baca Juga: IHSG Melesat Disokong Infrastruktur dan Teknologi, IPOT Jagokan Saham dan Obligasi Sensitif Suku Bunga

        Sebagai catatan, emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk memegang aset non-yield seperti emas menjadi lebih rendah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: