- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Penjualan CLEO Milik Hermanto Tanoko Tembus Rp1,37 Triliun hingga Akhir Juni 2025
Kredit Foto: Tanobel
Produsen air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), tetap menunjukkan ketangguhannya menghadapi tantangan pasar yang dinamis dan persaingan yang ketat.
Pada kuartal II 2025, perusahaan milik konglomerat Hermanto Tanoko ini mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 5,4% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,37 triliun. Meski demikian, laba bersih tahun berjalan mengalami koreksi sekitar 8,2%, turun dari Rp225 miliar di kuartal II 2024 menjadi Rp206,6 miliar.
Kinerja ini dicapai di tengah melambatnya pasar AMDK yang sempat melonjak tinggi pada tahun sebelumnya. CLEO mampu menjaga momentum positif berkat strategi penjualan yang terarah dan efisiensi distribusi.
Tingginya permintaan terhadap air minum berkualitas dijawab dengan menjaga ketersediaan produk, mempertahankan kualitas, serta memperkuat kekuatan merek di berbagai saluran distribusi.
Baca Juga: Direktur Jual Habis Sahamnya di Sariguna Primatirta (CLEO), Ini Alasannya
CEO CLEO, Melisa Patricia, menyampaikan, “Kami bersyukur atas kepercayaan yang terus diberikan oleh konsumen dan investor. CLEO akan terus tumbuh dengan pendekatan yang adaptif, inovatif, dan bertanggung jawab. Kami tidak hanya mengejar pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga menempatkan keberlanjutan sebagai bagian utama dari strategi bisnis kami."
Selama enam bulan pertama tahun ini, CLEO aktif mengembangkan produk baru dan melakukan diversifikasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Strategi tersebut menjadi bagian penting dalam memperkuat daya saing dan memperbesar segmen konsumen.
Di sisi lain, penguatan infrastruktur distribusi juga terus dilakukan, dengan fokus memperluas jangkauan ke wilayah-wilayah potensial demi meningkatkan penetrasi pasar dan kehadiran merek secara nasional.
Baca Juga: Emiten Air Minum CLEO Kantongi Laba Rp116,5 Miliar di Q1 2025, Segmen Ini Penopangnya
Langkah efisiensi juga diimplementasikan lewat optimalisasi biaya dan pemanfaatan teknologi di lini produksi serta distribusi. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas operasional sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
CLEO menyadari bahwa mempertahankan bahkan menambah pangsa pasar di tengah perlambatan pertumbuhan adalah tantangan besar. Untuk itu, perusahaan terus memperkuat layanan pelanggan, memperluas eksposur pabrik di lokasi strategis, dan menjamin ketersediaan produk di berbagai kanal distribusi.
Hingga pertengahan 2025, CLEO telah mengoperasikan 32 pabrik. Jumlah tersebut akan segera bertambah menjadi 35 pabrik, dengan tiga fasilitas baru yang sedang dibangun di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru. Ekspansi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk terus memperkuat posisi sebagai salah satu pemain utama di industri AMDK tanah air.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: