Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Vietnam dan Indonesia Dapat Bekerja Sama Kurangi Risiko Ketidakpastian Global

        Vietnam dan Indonesia Dapat Bekerja Sama Kurangi Risiko Ketidakpastian Global Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam melindungi investasi dan perdagangan dari meningkatnya ketidakpastian, Indonesia dan Vietnam telah terlibat aktif dalam diskusi tarif yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat (AS).

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan Vietnam juga telah memainkan peran penting dalam komunitas ekonomi ASEAN, terutama dalam rencana strategis ASEAN, termasuk yang terbaru dan paling krusial bagi pertumbuhan ASEAN, yaitu ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA).

        Baca Juga: Tahun Depan Ekonomi RI Harus Tumbuh 5,8%

        Diharapkan implementasi dari DEFA akan meningkatkan nilai ekonomi digital ASEAN menjadi USD2 triliun pada 2030.

        Ini disampaikan Menko Airlangga dalam acara Indonesia–Vietnam Friendship Association (IVFA) Members’ Gathering and Forum yang bertemakan “Resilience & Partnership: Navigating Regional Growth Amid Global Uncertainty” di Jakarta, Jumat (1/08/2025).

        "Dan Indonesia diperkirakan sekitar USD600 miliar. Jadi, saya pikir ini merupakan peluang bagi Indonesia dan juga bagi ASEAN," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Sabtu (2/8). 

        Upaya keberlanjutan juga semakin meningkat, dengan kerangka kerja seperti Netralitas Karbon ASEAN, Ekonomi Biru, dan Ekonomi Sirkular yang menyoroti komitmen ASEAN terhadap masa depan yang tangguh dan hijau. 

        Selain itu, ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) yang sedang berlangsung mencerminkan upaya-upaya untuk menyederhanakan perdagangan di tengah disrupsi global. ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mempromosikan perdagangan intra-ASEAN.

        “Dengan adanya perang dagang global saat ini, saya rasa ASEAN, yang percaya pada kolaborasi multilateral, harus memperkuat ekonomi intra-ASEAN-nya sendiri. Kita memiliki 600 juta penduduk dan ekonomi kita juga lebih dari USD3 triliun. Jadi, saya pikir ini ruang bagi kita untuk saling memperkuat rantai nilai regional, agar ASEAN lebih tangguh menghadapi hambatan dan ketidakpastian,” ujar Menko Airlangga.

        Lebih lanjut, di bidang investasi, Vietnam terus menjadi salah satu mitra ekonomi penting Indonesia di kawasan ASEAN. Kemajuan signifikan Indonesia dan Vietnam juga telah dicapai dalam lanskap investasi. 

        Salah satu contoh penting yaitu komitmen VinFast, produsen kendaraan listrik terkemuka di Vietnam, yang telah menjanjikan USD1,2 miliar untuk menjadikan Indonesia sebagai hub di Asia Tenggara.

        Indonesia dan Vietnam juga telah menandatangani Letter of Intent untuk berkolaborasi dalam pengembangan ekonomi digital dan peningkatan kapasitas teknis untuk memperkuat infrastruktur, mendorong inovasi, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. 

        Ke depannya, terdapat beberapa peluang signifikan untuk kolaborasi strategis di berbagai sektor seperti industri peralatan lainnya, perdagangan, jasa, ketenagalistrikan, hotel dan restoran, serta perikanan.

        “Di masa ketidakpastian ini, kita telah menunjukkan persahabatan sejati. Dan saya pikir acara hari ini menunjukkan bahwa Vietnam dan Indonesia dapat bekerja sama untuk mengurangi risiko ketidakpastian global. Kita perlu tetap optimis terhadap masa depan kita, dimana kawasan kita bersatu, terintegrasi, berdaya saing, berkomitmenx untuk mempertahankan tatanan perdagangan multilateral yang terbuka, tangguh, dan berwawasan ke depan, serta mempromosikan perdagangan dan investasi untuk bergerak maju dan mendorong lebih banyak kolaborasi antarmasyarakat,” pungkas Menko Airlangga.

        Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yaitu Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Adam Mulawarman Tugio, Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Ta Van Thong, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Vahd Nabyl Achmad Muclachela, Chief Operating Officer Japfa Comfeed Indonesia Arif Widjaja, serta Komite Eksekutif IVFA sekaligus Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: