Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Anjlok, Pasar Khawatir Soal Kenaikan Produksi OPEC+

        Harga Minyak Anjlok, Pasar Khawatir Soal Kenaikan Produksi OPEC+ Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak mentah dunia turun tajam pada Jumat (1/8). Hal ini terjadi akibat kekhawatiran pasar atas kemungkinan kenaikan produksi global serta data ketenagakerjaan yang lebih rendah dari perkiraan di Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Senin (4/8), Brent Crude Oktober turun sebesar 2,83% menjadi US$69,67. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 2,79% ke US$67,33.

        Baca Juga: Kunjungan Strategis Dirut Pertamina ke Blok Rokan, Tingkatkan Produksi Minyak dengan Teknologi Canggih

        Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) dilaporkan bakal menyepakati penambahan produksi sebesar 548.000 barel per hari mulai September.

        Sementara Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa hanya 73.000 pekerjaan baru yang tercipta pada Juli. Angka ini turut mendorong kenaikan tingkat pengangguran nasional menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,1%.

        Baca Juga: Bahlil Klaim Lifting Minyak Telah Lampaui Target Pada Juli 2025

        “Kita bisa menyalahkan tarif atau bisa juga menyalahkan bank sentral karena tidak menaikkan suku bunga. Kelihatannya The Fed salah dalam memperkirakan keputusan mereka, ” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

        Selama sepekan terakhir, pelaku pasar minyak juga mencermati dampak dari gelombang tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Baca Juga: Kelapa Sawit, Minyak Nabati Dunia Bergelar Superfood bagi Kesehatan

        Baca Juga: Dorong Peremajaan Kelapa Rakyat (PKeR), BPDP Gelar Workshop Pola Kemitraan di Sulawesi Utara

        Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif antara 10% hingga 41% atas impor dari puluhan negara, termasuk Kanada, India, dan Taiwan, yang gagal mencapai kesepakatan perdagangan hingga tenggat 1 Agustus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: