Kredit Foto: Azka Elfriza
Efisiensi anggaran kementerian dan lembaga (K/L) pada kuartal II-2025 dinilai menjadi faktor penghambat distribusi likuiditas dan memperlambat laju ekonomi nasional.
Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF, Abdul Manap Pulungan, menyebutkan pengetatan belanja pemerintah berdampak pada terhambatnya aliran dana dari pusat ke daerah serta mempengaruhi dinamika ekonomi di tingkat nasional.
“Pertama ada efisiensi pemerintah waktu itu ya, pengetatan baik terutama di anggaran K/L yang pada gilirannya mempengaruhi bagaimana distribusi likuiditas dari pemerintah pusat ke daerah maupun yang di pusat juga,” ujarnya, dalam diskusi publik yang digelar INDEF, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga: Penyerapan Anggaran MBG Tembus Rp7,9 T, Target Akhir Tahun Rp76 T
Ia menjelaskan bahwa meskipun pemerintah mulai melakukan pelonggaran pada beberapa aspek anggaran, efeknya belum cukup kuat untuk mendongkrak konsumsi pemerintah secara signifikan. Hal ini tercermin dari kontribusi belanja pemerintah yang masih menjadi salah satu yang terendah dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Anggaran Jangan Hanya Asal Habis, Sri Mulyani Beri Peringatan Keras
“Ini yang menyebabkan pertumbuhan dari sisi konsumsi pemerintah suku perendah yang itu masih berlanjut sampai sekarang meskipun sudah relaksasi pada beberapa hal,” tambah Abdul.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa lemahnya penyerapan anggaran turut memengaruhi aktivitas korporasi dan ekspansi bisnis. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya dana giro, yang mencerminkan likuiditas sektor swasta belum terserap optimal untuk kegiatan produktif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri