Indonesia Research Institute Japan (IRIJ) Tawarkan Skema Pembiayaan Pendidikan Berbasis Jaminan Kerja ke Jepang
Kredit Foto: Ist
Langkah strategis diambil oleh Indonesia Soken melalui afiliasinya dengan Indonesia Research Institute Japan (IRIJ), sebuah perusahaan konsultan bisnis dan riset pasar lintas negara yang juga membawahi sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) terakreditasi.
Dalam ajang HIMBARSI (Himpunan Bank Perekonomian Rakyat Syariah Indonesia), IRIJ memperkenalkan skema pembiayaan pendidikan berbasis jaminan kerja ke Jepang, yang dinilai sebagai solusi komprehensif bagi siswa LPK yang ingin bekerja di luar negeri, khususnya Jepang, melalui jalur visa kerja spesifik Specified Skilled Worker (SSW).
Menurut Erwan Budi Jatmiko, Business Development Executive IRIJ, skema ini dirancang berkelanjutan dan minim risiko, serta menyasar siswa-siswa LPK binaan IRIJ yang telah lulus seleksi ketat.
Baca Juga: Jepang Mendapatkan Tarif 15 Persen, Lebih Kecil Lagi dari Indonesia
"Kami tidak hanya menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai, tapi juga menciptakan sistem pembiayaan yang aman, transparan, dan berdampak sosial tinggi. Sistem ini terbuka untuk kolaborasi dengan BPR, BPRS, koperasi, bank syariah, hingga investor sosial," kata Erwan di Bandung, Rabu malam (6/8/2025).
Adapun detail Skema Pembiayaan IRIJ untuk calon pekerja migran ke Jepang meliputi:
-
Cicilan fleksibel hingga 36 bulan
-
Grace period selama 12 bulan (masa ini dibutuhkan karena siswa masih dalam tahap pembelajaran; bunga tetap berjalan dan akan ditambahkan ke plafon pinjaman)
-
Auto-debit cicilan dari gaji siswa di Jepang
-
Perlindungan risiko melalui agunan tunai dan asuransi kredit
-
Monitoring ketat oleh LPK hingga lunas
"Salah satu keunggulan utama dari skema ini adalah sistem mitigasi risiko yang ketat dan terstruktur, memberikan rasa aman bagi institusi pembiayaan," tegas Erwan.
Sedangkan beberapa elemen kunci dalam mitigasi risikonya meliputi:
-
Agunan Tunai & Asuransi Kredit
Setiap siswa dijamin oleh agunan tunai yang disiapkan oleh LPK. -
LPK Menjadi Avalist Siswa
LPK akan menjadi avalist ketika ada kejadian gagal bayar ataupun siswa tidak jadi berangkat. -
Skema Pembayaran Terkontrol
Cicilan dilakukan secara otomatis melalui layanan remittance yang telah bekerja sama dengan mitra fintech, dengan kontrol dan pelaporan berkala kepada lembaga pembiayaan.
Skema ini dinilai sebagai model pembiayaan pendidikan berbasis penempatan kerja yang paling aman saat ini. Dengan struktur risiko yang tertutup dan penjaminan penuh oleh LPK, lembaga keuangan tidak perlu khawatir gagal bayar.
“Margin kompetitif, risiko terkendali, dan monitoring ketat menjadi daya tarik utama kami. Ini adalah peluang investasi sosial berdampak tinggi dengan risiko yang sangat rendah,” kata Erwan.
IRIJ menegaskan bahwa karakter siswa menjadi faktor utama dalam seleksi, selain kemampuan bahasa dan keterampilan teknis. Siswa dipersiapkan untuk berbagai sektor kerja seperti keperawatan (kaigo), restoran, manufaktur makanan, konstruksi, dan transportasi.
Sejak berdiri pada 2019, IRIJ telah mengirim lebih dari 580 siswa ke Jepang, dengan total siswa yang dibina mencapai 900 orang. Sedangkan lokasi LPK yang berafiliasi tersebar di berbagai kota seperti Bandung, Karawang, dan Jakarta, dengan kantor pusat di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Salah satu mitra strategis dalam pendanaan adalah BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Jawa Tengah.
Baca Juga: Kopi Indonesia Siap Dominasi Pasar Jepang: Kualitas, Konsistensi, dan Keberlanjutan Jadi Senjata Utama
Direktur Utama BPRS HIK, Muhamad Bukhori, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung pembiayaan penuh, termasuk pendidikan dan biaya pemberangkatan.
Menurutnya, meskipun biaya pendidikan dan pemberangkatan berkisar Rp50 juta–Rp70 juta per siswa, dengan jangka waktu angsuran 18 bulan, banyak siswa bahkan melunasi dalam waktu kurang dari setahun berkat gaji kompetitif yang diperoleh di Jepang.
“Kami hadir sebagai solusi bagi siswa yang tidak memiliki dana besar di awal. Sistem kami fleksibel, dan kami pastikan hanya siswa yang sudah lolos BI Checking, psikotes, dan M3 Check yang didanai,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat