Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar Menguat, Waller Jadi Kandidat Kuat Ketua The Fed Versi Trump

        Dolar Menguat, Waller Jadi Kandidat Kuat Ketua The Fed Versi Trump Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS) menguat di Kamis (7/8). Kenaikan ini terjadi setelah muncul laporan bahwa jabatan ketua bank sentral selanjutnya akan disi oleh Gubernur Federal Reserve (The Fed) Christopher Waller.

        Dilansir dari Reuters, Jumat (8/8), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, naik 0,18% ke 98,36. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

        Baca Juga: Dapat Restu Circle Trump, Sosok Ini Diunggulkan Jadi Ketua The Fed

        Waller dikabarkan telah bertemu dengan sejumlah anggota tim dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Tim tersebut menyatakan kesan positif terhadapnya, meskipun belum bertemu langsung dengan Trump.

        Waller sendiri dikenal luas dan dihormati di kalangan pasar keuangan dan bank sentral, membuat pasar bereaksi positif terhadap kemungkinan pencalonannya.

        "Dia dikenal memiliki kecenderungan dovish, tetapi juga memiliki kredibilitas yang dapat menjaga imbal hasil jangka panjang tetap stabil dan menopang aliran masuk ke dolar AS," ujar Kepala Strategi Pasar Corpay, Karl Schamotta.

        Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa dirinya telah mengerucutkan pilihan ketua bank sentral menjadi empat orang, termasuk Penasihat Ekonomi Kevin Hassett, Mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, Waller dan satu orang yang masih menjadi misteri. 

        Dari sisi ekonomi, para pedagang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada bulan September. Hal ini terjadi setelah laporan pekerjaan bulan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi turun tajam terhadap bulan-bulan sebelumnya di AS.

        Data pengangguran terbaru menunjukkan peningkatan klaim tunjangan pengangguran, menandakan pasar tenaga kerja mulai melunak. Namun, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan masih terlalu dini untuk berkomitmen pada pemangkasan suku bunga sebelum pertemuan bank sentral berikutnya, karena inflasi diperkirakan masih akan naik dan sejumlah data penting belum dirilis.

        Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

        Sementara itu, ekspektasi inflasi jangka panjang masyarakat memburuk pada bulan Juli. Padahal mereka merasa kondisi keuangan saat ini dan prospeknya membaik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: