Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahlil: Realisasi B40 Tembus 50,4% Pada Semester I 2025

        Bahlil: Realisasi B40 Tembus 50,4% Pada Semester I 2025 Kredit Foto: Gapki
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat realisasi Biodiesel B40 telah mencapai 6,8 juta kiloliter (KL) sampai dengan Semester I 2025 atau 50,4 % dari target yang ditetapkan sepanjang 2025 sebesar 13,5 juta KL.

        B40 adalah program mandatori penggunaan biodiesel di Indonesia yang dimulai pada Januari 2025, dengan campuran 40% biodiesel dan 60% solar.

        "ini biodiesel B40. Target kita kan 13,5 juta di tahun 2025.Realisasinya sudah 6,8. Artinya sudah sampai dengan 50,4 persen. Dan insyaallah akan terjadi," ujar Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).

        Baca Juga: B40 hingga SAF, Ini Jurus KPI Dukung Energi Hijau Indonesia

        Berdasarkan data yang dipaparkan, implementasi mandatori B40 telah menghemat devisa negara mencapai US$ 3,68 miliar atau setara dengan Rp 60,37 triliun dan meningkatkan nilai tambah dari crude palm oil (CPO).

        Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15 juta KL biodiesel dengan rincian, 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.

        Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengatakan program tersebut memberikan ketahanan energi untuk Indonesia dan akan dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

        Baca Juga: Bahlil Heran Indonesia Kuasai 45% Ekspor Batu Bara Dunia tapi Tak Bisa Kendalikan Harga

        "Dengan adanya kebijakan mandatori biodiesel ini, jadi Bapak-Ibu yang pertama investasinya tumbuh, kemudian yang kedua ini ada penghematan devisa negara, kemudian juga ada peningkatan nilai tambah dalam negeri, dan juga ada penciptaan lapangan kerja," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

        Dengan pelaksanaan mandatori pencampuran BBN sebesar 40% atau B40 di proyeksikan akan menghemat devisa negara mencapai US$ 9,33 miliar atau setara dengan Rp 147,5 triliun atau meningkat jika dibandingkan dengan implementasi B35 pada 2024 sebesar US$ 7,86 miliar atau setara dengan Rp 124,2 triliun.

        Selain penghematan devisa, implementasi B40 juga meningkatkan nilai tambah crude palm oil (CPO) indonesia sebesar Rp 20,9 triliun atau lebih tinggi dari implementasi B35 sebesar Rp20,9 triliun.

        Baca Juga: ESDM Identifikasi 33 Ribu Sumur Ilegal, Siap Dimonetisasi untuk Capai Target 1 Juta Barel

        Implementasi B40 juga mampu menyerap 14 ribu orang di sektor pertanian dan 1,95 juta lainya di luar sektor pertanian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: