- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Empat Lighthouse IPO Terealisasi, BEI Masih Rahasiakan Target Tahun Depan
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin agresif menggaet perusahaan berskala jumbo untuk melantai di pasar modal. Tahun ini, otoritas bursa membidik lima lighthouse IPO atau penawaran umum perdana saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun serta free float minimal 15% atau setara Rp700 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan, "Pada tahun 2024, kami menargetkan 2 lighthouse IPO dan angka ini kami tingkatkan menjadi 5 lighthouse IPO untuk tahun 2025. Bursa Efek Indonesia mendefinisikan lighthouse IPO sebagai penawaran umum perdana saham dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimal 15% atau nilai free float sebesar Rp700 miliar."
Baca Juga: BEI Perkuat Disiplin Pasar Modal, Transparansi dan Tata Kelola Jadi Kunci Kepercayaan Investor!
Sejauh ini, sudah ada empat nama yang masuk dalam daftar lighthouse IPO, yakni RATU, CBDK, YUPI, dan CDIA. "Adapun untuk target lighthouse IPO tahun 2026, saat ini belum dapat disampaikan secara terbuka karena masih dalam tahap evaluasi dan penetapan lebih lanjut," ujarnya.
Meski target untuk 2026 belum diumumkan karena masih dalam tahap evaluasi, Nyoman memastikan strategi ini jadi indikator penting untuk memperkuat struktur pasar dan menarik minat investor.
Kehadiran lighthouse IPO, menurutnya, memberikan sinyal positif bahwa perusahaan besar masih percaya pada prospek ekonomi Indonesia.
"Perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar dan tingkat likuiditas yang tinggi mencerminkan bahwa pelaku usaha berskala besar masih memiliki keyakinan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga: BEI Pasang Target Ambisius di 2029! Bidik 1.200 Emiten dan Kapitalisasi Rp20.000 Triliun
Lebih jauh, Nyoman menilai, perusahaan berskala besar yang masuk bursa juga punya potensi menarik likuiditas baru. Investor institusi, baik dalam maupun luar negeri, umumnya menunggu momentum ini untuk masuk ke saham berfundamental kuat.
"Dengan masuknya perusahaan-perusahaan tersebut berpotensi menghadirkan aliran dana ke pasar modal Indonesia, yang pada akhirnya dapat mendukung likuiditas sekaligus dapat menciptakan kestabilan bagi pasar modal," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: