Kredit Foto: SKK Migas
Harga minyak naik pada perdagangan di Kamis (21/8). Pasar menyoroti ketidakpastian proses perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Data Amerika Serikat (AS) juga baru-baru inimenunjukkan permintaan energi tetap kuat.
Dilansir dari Reuters, Jumat (22/8), Kontrak Brent Crude naik 1,3% ke US$67,69. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,4% ke US$63,57.
Baca Juga: Inggris Putuskan Sanksi Taipan Minyak Iran
Moskow dan Kyiv baru-baru ini saling menyalahkan atas mandeknya proses negosiasi perdamaian. Kondisi tersebut membuat pasar energi kembali waspada setelah sempat melemah dua pekan terakhir karena ekspektasi solusi diplomatik untuk keduanya dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Rusia baru-baru ini meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Ukraina. Sementara Ukraina mengklaim berhasil menyerang kilang minyak dari Rusia.
PVM Oil Associates Analist, Tamas Varga mengatakan ketidakpastian tersebut kembali membuka kemungkinan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Sentimen positif harga minyak juga datang dari laporan U.S. Energy Information Administration (EIA). Data terbaru menunjukkan penurunan stok minyak mentah sebesar 6 juta barel pada pekan yang berakhir 15 Agustus. Angka ini lebih besar dari perkiraan, menandakan permintaan energi di negara konsumen minyak terbesar dunia itu tetap kuat.
Baca Juga: AI dan 5G, Senjata Baru Industri Migas dan Pertambangan
Selain itu, investor juga menantikan simposium ekonomi untuk mencari petunjuk terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve September.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar