Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) dengan Jepang mencapai US$4–5 miliar, sementara dengan China lebih tinggi, yakni US$6–7 miliar. Data tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja Penyampaian Pokok-Pokok RUU APBN 2025 di DPR RI, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
“Sampai saat ini penggunaan Local Currency Transaction dengan Jepang adalah setara dengan USD4-5 miliar, dan dengan China setara dengan USD6-7 miliar,” kata Perry.
Selain LCT, Perry juga melaporkan perkembangan integrasi sistem pembayaran lintas negara melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Sejak 17 Agustus lalu, QRIS resmi digunakan di Jepang, setelah sebelumnya diterapkan di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Baca Juga: Usai Pangkas BI Rate Jadi 5%, Bos BI : Terendah Sejak 2022
Peluncuran QRIS di Jepang merupakan hasil kerja sama BI dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Ministry of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Payment Japan Association (PJA), Netstars, serta sejumlah lembaga keuangan lainnya.
“Kami juga akan melanjutkan implementasi digitalisasi QRIS dengan Tiongkok dan Arab Saudi dengan mengedepankan local currency transaction,” ujar Perry.
Baca Juga: BI Ramal Ekonomi RI 2025 Bakal Tumbuh 5,1 Persen
Sejak Mei 2023, transaksi QRIS dengan Malaysia tercatat 4,31 juta transaksi dengan nilai Rp1,15 triliun. Sementara itu, transaksi dengan Thailand sejak Agustus 2022 mencapai 994.890 transaksi dengan nilai Rp437,54 miliar, dan dengan Singapura sebanyak 238.216 transaksi dengan nilai Rp77,06 miliar.
BI menilai perluasan penggunaan LCT dan QRIS lintas negara dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan regional sekaligus mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan maupun investasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: