Soal Dinamika Bitcoin Mining, Marathon (MARA): Mirip Seperti Industri Minyak
Kredit Foto: Unsplash/Ruben Hanssen
Marathon Digital Holdings (MARA) baru-baru ini menegaskan strategi diversifikasi sebagai kunci bertahan menghadapi perubahan lanskap industri penambangan bitcoin. Dinamiknya kini mirip seperti industri minyak.
Chief Financial Officer (CFO) Salman Khan menyebut siklus empat tahunan halving yang selama ini mendefinisikan industri, kini tidak lagi menjadi satu-satunya faktor penentu. Ia membandingkan dinamika penambangan bitcoin dengan sektor komoditas seperti minyak.
Baca Juga: Harga Bitcoin Konsolidasi, Bitwise Prediksi Tembus US$1,3 Juta di 2035
“Ini mengingatkan saya pada tren di industri siklus berbasis komoditas. Ada keluarga yang jadi sangat kaya, tapi banyak juga yang bangkrut. Untuk bertahan, perusahaan harus punya neraca keuangan yang kuat,” kata Khan, dilansir Senin (25/8).
Khan mengatakan perusahaannya saat ini menyimpan bitcoin dalamneraca perusahaan, hal tersebut memberikan perlindungan tambahan ketika harga aset digital melonjak.
“Kami bukan perusahaan treasury, tapi kami suka memiliki lindung nilai jika harga bitcoin meningkat,” ujarnya.
Adapun Marathon juga mengumumkan kepemilikan mayoritas di Exaion. Hal tersebut sebagai langkah diversifikasi bisnis ke sektor kecerdasan buatan (AI).
“Angle yang kami ambil di akal imitasi adalah compute on the edge. Kami menyukai konsep sovereign compute yang memungkinkan pengguna mengontrol data lebih baik dari lokasi terdekat. Model ini juga memberi peluang pendapatan berulang, serta memiliki aspek software dan platform,” jelas Khan.
Baca Juga: Coinfest Asia 2025 Bawa Inovasi dan Kolaborasi untuk Mendukung Ekosistem Kripto dan Web3
Perubahan ini mencerminkan tren baru di industri penambangan bitcoin, di mana exchange-traded funds (ETF), permintaan energi yang meningkat, dan kebutuhan infrastruktur untuk akal imitasi semakin membentuk arah bisnis ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: