APHI Riau Tanggapi Bupati Siak Soal Pertemuan dengan PT SSL: Tak Ada Saling Bentak
Kredit Foto: Istimewa
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Provinsi Riau menanggapi pernyataan Bupati Kabupaten Siak, Afni Zulkifli, terkait pertemuan dengan perwakilan PT Seraya Sumber Lestari (SSL) pada Kamis (21/8).
Sebelumnya, lewat video berdurasi 4 menit 49 detik di akun media sosialnya, Afni Zulkifli mengulas mengenai pertemuan antara pihaknya dengan PT SSL.
Afni mengatakan pertemuan itu berlangsung singkat hanya sekitar 10 menit. Bahkan diwarnai saling bentak.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Provinsi Riau, Muller Tampubolon menegaskan bahwa pertemuan itu digelar awalnya bertujuan untuk mencari penyelesaian konflik lahan antara masyarakat dengan PT SSL.
"Pertemuan itu inisiatif kita agar permasalahan konflik di PT SSL ada titik terang. Memang pertemuannya non formal agar lebih terbuka dalam mencari solusi bersama," kata Muller, Senin (25/8).
Muller menjelaskan pertemuan itu dihadiri salah satu manajemen PT SSL, bukan pemilik saham. Awalnya dalam pertemuan itu Bupati Siak Afni Zulkifli sempat menyatakan akan memfasilitasi lahan seluas 2.000 hektar untuk penambahan areal produksi PT SSL yang sudah ada saat ini.
Tak hanya itu, Afni juga menyampaikan agar PT SSL menyetujui Restorasi of Justice (RJ) kepada para pelaku yang sudah menjadi tersangka dalam kasus pidana anarkis atas penyerangan dan pembakaran perkantoran dan perumahan karyawan PT SSL.
Baca Juga: Polda Riau Lanjutkan Operasi PETI di Inhu, Dorongan Masyarakat Jadi Spirit Utama
"Menjawab permintaan Bupati itu, PT SSL menyampaikan untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Kemudian mempercayakan kepada pihak kepolisian," cerita Muller.
Kemudian, manajemen PT SSL juga menyampaikan dalam penyerangan kantor PT SSL, jumlah kerusakan fasilitas cukup besar. Bahkan menimbulkan trauma mendalam pada karyawan, keluarga dan juga anak-anak.
Tak hanya itu, kejadian itu juga berbuntut dengan meninggalnya salah satu manager PT SSL akibat trauma dan tidak mendapat penanganan medis karena klinik juga dibakar oleh massa pada saat itu.
Dengan begitu, manajemen PT SSL mengharapkan semua mematuhi proses hukum yang sudah berjalan. Sehingga tidak menimbulkan preseden buruk bagi penegakan hukum di Kabupaten Siak.
"Benar pertemuan itu hanya sekitar sepuluh menit, dan kedua belah pihak tidak ada kesepahaman. Sebab PT SSL menilai bawah Bupati Siak tidak memberikan ruang dan kesempatan kepada manajemen untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam konflik di PT SSL beberapa waktu yang lalu. Malah sempat ada pernyataan Bupati Siak akan mengusulkan pencabutan izin PT SSL ke Kementerian Kehutanan," tuturnya.
Baca Juga: Kapolda Riau Tinjau Pembangunan Bank Pohon di Rumbai, Dorong Gerakan Penghijauan
"Karena pembicaraan yang sudah tidak sejalan, dari pihak bupati menyatakan perundingan itu dead lock serta tidak perlu melanjutkan pertemuan tersebut," tambahnya.
Pihak PT SSL pun memilih untuk meninggalkan tempat pertemuan, mengingat pembicaraan hanya satu arah dan pihak perusahaan tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan berbagai macam permasalahan yang ada.
"Jadi, saya juga menegaskan bahwa pertemuan antara Bupati Siak dengan manajemen PT SSL tidak ada saling bentak di antara kedua belah pihak. Sebab dalam pertemuan itu, saya juga ada di sana," kata Muller.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sahril Ramadana
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: