Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Karbon RI Tumbuh Pesat, BEI Siapkan Langkah Jadi Hub Asia Tenggara

        Pasar Karbon RI Tumbuh Pesat, BEI Siapkan Langkah Jadi Hub Asia Tenggara Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia membidik posisi strategis sebagai salah satu pemain utama di pasar karbon Asia, seiring dengan pertumbuhan signifikan transaksi karbon domestik sepanjang 2025. melalui peluncuran perdagangan karbon internasional pada awal 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan penguatan daya saing regional, terutama menghadapi dominasi Jepang dan Malaysia.

        Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan potensi Indonesia terletak pada pasokan kredit karbon dari sektor kehutanan, energi, hingga industri pupuk, serta dukungan regulasi yang tengah diperkuat pemerintah. 

        “Dengan percepatan pencatatan proyek dan penyempurnaan regulasi, Indonesia bisa menjadi hub karbon di Asia Tenggara,” ujar Denny, Senin (25/8/2025).

        Baca Juga: Investor Ritel Mulai Masuk Bursa Karbon, Tandai Tren Baru di Pasar Hijau

        Data BEI mencatat transaksi karbon melalui platform IDXCarbon mencapai 699 ribu ton setara CO₂ dengan nilai Rp29,6 miliar hingga Agustus 2025, melonjak 493% dibanding periode sama tahun lalu. Angka itu masih jauh di bawah Jepang, namun lebih tinggi daripada Malaysia yang baru mengoperasikan bursa karbon berskala terbatas.

        Meski prospek cerah, sejumlah tantangan masih membayangi, seperti lambatnya validasi proyek kehutanan, belum adanya insentif fiskal, serta harga karbon domestik yang relatif tinggi dibanding negara tetangga.

        Menurutnya, peluang Indonesia tidak hanya terbatas pada level regional, tetapi juga sebagai eksportir kredit karbon ke registri global seperti Gold Standard maupun pasar negara maju.

        Baca Juga: Dua Tahun Berjalan, Transaksi Bursa Karbon Hanya Rp77,96 Miliar

        “Kunci kita ada di percepatan proyek dan harmonisasi aturan. Pasar sudah ada, tinggal bagaimana kita menjadi lebih kompetitif,” tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: