Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Angka Kekerasan Anak Tinggi, 3 Faktor Utama Ini Harus Diatasi

        Angka Kekerasan Anak Tinggi, 3 Faktor Utama Ini Harus Diatasi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menekankan pentingnya mengatasi tiga faktor utama yang memengaruhi tingginya angka kekerasan terhadap anak.

        Faktor-faktor tersebut adalah penggunaan gadget yang berlebihan, faktor ekonomi, dan pola asuh dalam keluarga.

        Baca Juga: Kolaborasi Kementerian Ekraf-tvOne Bisa Ciptakan Kanal Distribusi Kuat Bagi Produk Kreatif RI

        Ini disampaikannya saat  menghadiri peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang diselenggarakan di Bukit Mirqan, Luwuk, Kabupaten Banggai, Senin (25/8/2025) yang dihadiri 2.000 anak dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.

        Lebih lanjut, Menteri PPPA mengingatkan para orang tua agar lebih memperkuat ikatan emosional dengan anak dan tidak menjadikan gadget sebagai solusi instan ketika anak sulit diatur.

        “Ini salah satu yang kita sosialisasikan, sebagai upaya agar anak-anak kita tidak terlalu terfokus pada penggunaan gadget. Karena dari hasil analisa kami dari kasus-kasus yang kami tangani, khususnya kekerasan terhadap anak maupun yang dilakukan oleh anak, itu berasal dari gadget,” kata Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Selasa (26/8).

        Untuk itu, Menteri PPPA juga mendorong pemerintah daerah menyediakan ruang bermain dan permainan tradisional berbasis kearifan lokal bagi anak-anak, sebagai alternatif positif agar mereka tidak bergantung pada gadget. Permainan seperti enggrang dan lompat tali dinilai bisa menguatkan interaksi sosial sekaligus melestarikan budaya.

        Menteri PPPA mendorong semua pihak berkolaborasi dan bersinergi untuk menuntaskan persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta membangun lingkungan yang aman, ramah, dan berkualitas bagi anak-anak Indonesia.

        “Seperti pesan Presiden RI Prabowo Subianto, tidak ada satu pun kementerian atau lembaga yang dapat bekerja sendiri. Semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi demi masa depan anak. Anak-anak adalah calon pemimpin bangsa. Mari kita bergandengan tangan, berkolaborasi, dan bersinergi untuk menciptakan ruang aman, berkualitas dan ramah anak,” pungkas Menteri PPPA.

        Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid menegaskan komitmennya menjadikan Sulawesi Tengah sebagai Provinsi Layak Anak. “Semoga Sulawesi Tengah menjadi provinsi layak anak ke depan karena tingkat kabupaten di Sulteng memang baru Kabupaten Banggai yang menjadi kabupaten layak anak. Semoga dapat diikuti juga kabupaten/kota lainnya.”

        Bupati Banggai, Amirudin mengucapkan terima kasih kepada Menteri PPPA dan Gubernur Sulteng yang telah hadir langsung di Kabupaten Banggai pada peringatan HAN. Ia mengatakan kehadiran Menteri PPPA menjadi suatu kebanggaan sekaligus motivasi besar bagi Pemkab Banggai dalam mewujudkan daerah ramah dan layak anak melalui kolaborasi lintas program serta lintas sektor.

        Acara peringatan HAN Sulawesi Tengah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Suara Anak Provinsi Sulawesi Tengah, pengukuhan Forum Anak se-Provinsi Sulawesi Tengah, serta pengukuhan Gerakan Ayah Teladan oleh Gubernur Sulawesi Tengah.

        Selanjutnya, Menteri PPPA juga menyerahkan penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) kepada 8 dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: