Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dirut PLN : Butuh Dukungan Politik Untuk Realisasikan Pembangunan PLTN 7 GW,

        Dirut PLN : Butuh Dukungan Politik Untuk Realisasikan Pembangunan PLTN 7 GW, Kredit Foto: Unsplash/Lukas Lehotsky
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PLN (Persero) berkomitmen untuk mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mulai masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

        Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan pada tahap awal, kapasitas yang disiapkan sebesar 500 megawatt (MW) dengan teknologi Small Modular Reactor (SMR). Ia menjelaskan bahwa pengembangan nuklir diproyeksikan mencapai total 7 gigawatt (GW) hingga 2040. 

        “(Dalam) modeling sektor kelistrikan bersama Kementerian ESDM, dalam hal ini Dirjen Ketenagalistrikan dan juga PLN sampai 2040 kira-kira akan ada tambahan lagi sekitar 7 Giga Watt nuklir yang akan masuk dalam RUPTL sampai 2040,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (26/8/2025).

        Baca Juga: PLN NP Teken MoU Nuklir, Bangka Belitung Disiapkan Jadi Lokasi PLTN

        Ia menegaskan pengembangan PLTN bukan hanya soal teknologi, tetapi juga membutuhkan fondasi kebijakan yang kuat, strategi pembangunan, serta dukungan politik dan sosial. 

        “Ini tapaknya pun perlu ditentukan, kebijakannya pun harus jelas, kemudian institusinya pun harus dibangun. Dukungan politik pun, ini menjadi salah satu tantangan dari nuklir adalah dukungan politik, dan dukungan dari sosial dan masyarakat," ujarnya. 

        Ia menambahkan, keberadaan nuklir akan menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga keseimbangan antara ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Energi bersih dengan biaya terjangkau dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menarik investasi baru, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca.

        Baca Juga: Kanada dan Rusia Masuk Daftar Calon Pengembang PLTN di Indonesia

        Darmawan mengungkapkan utuk pembangkit nuklir tahap awal sebesar 500 MW, akan dibangun dengan jenis Small Modullar Reactor (SMR). 

        Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan dua lokasi pembangunan PLTN ada berada di Sumatera dan Kalimantan. 

        Lima negara pun dikabarkan telah memberikan proposal pembangunan diantaranya adalah Rusia dan Kanada. 

        Baca Juga: PLN Indonesia Power Gandeng ITB Studi Kelayakan CCS di PLTU Pangkalan Susu

        "Beberapa negara sudah kita identifikasi ada sekitar 4 atau 5 negara yang ada minat mengembangkan tenaga nuklir Indonesia. Salah satunya Kanada, ya Rusia juga. Sudah ketemu," jelas Bahlil di Istana Negara, Senin (25/8/2025)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: