- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Indonesia Memanas, OJK Siapkan Tiga Strategi Jaga Stabilitas Keuangan
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan tiga langkah strategis untuk mengantisipasi eskalasi risiko sektor jasa keuangan di tengah meningkatnya gejolak sosial-politik dalam sepekan terakhir.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, memastikan fundamental lembaga jasa keuangan tetap solid sehingga stabilitas sistem keuangan nasional terjaga.
“Secara keseluruhan, di tengah kondisi global dan domestik, sektor jasa keuangan resilient dan terjaga. Indikator-indikator menunjukkan tingkat permodalan solid, kredit memadai, dan profil risiko terkendali,” ujar Mahendra dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Meski volatilitas sempat muncul, Mahendra menyebut dampaknya terhadap pasar keuangan masih terbatas. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor tertinggi sepanjang Agustus. Namun, OJK tetap menyiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi potensi guncangan.
Baca Juga: OJK Pastikan Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga di Tengah Dinamika
Langkah pertama adalah memperkuat koordinasi intensif dengan lembaga jasa keuangan dan pihak terkait agar layanan tetap optimal. OJK meminta perbankan dan industri jasa keuangan melakukan asesmen menyeluruh terhadap potensi risiko serta mempercepat pembayaran klaim bagi nasabah terdampak. “Santunan juga telah diberikan kepada keluarga korban yang meninggal dunia,” kata Mahendra.
Kedua, OJK memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak situasi terkini. Skema khusus pembiayaan, restrukturisasi kredit, serta relaksasi pembayaran disiapkan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Pada sektor perusahaan pembiayaan, infrastruktur, dan pegadaian, kemudahan akses juga diberikan bagi calon nasabah dengan riwayat kredit sehat.
Ketiga, OJK memperketat pemantauan pasar melalui pelaksanaan stress test oleh lembaga jasa keuangan terhadap pergerakan nilai aset. Sejumlah instrumen kebijakan juga disiapkan, termasuk buyback saham tanpa persetujuan RUPS, penundaan transaksi short selling, penyesuaian trading halt, dan penerapan asymmetric auto rejection.
Mahendra menegaskan, kebijakan tersebut akan terus dievaluasi sesuai dinamika pasar. “OJK akan memonitor kondisi pasar dan mengambil kebijakan yang diperlukan. Langkah-langkah ini diharapkan menjaga kepercayaan investor dan memastikan fungsi intermediasi berjalan optimal,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: