Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PERDOKJASI Dorong Dokter Berperan Aktif dalam Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi

        PERDOKJASI Dorong Dokter Berperan Aktif dalam Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PERDOKJASI) menekankan pentingnya peran aktif dokter dalam penguatan sistem jaminan sosial dan industri asuransi nasional.

        “Kami ingin dokter Indonesia bukan hanya menjadi pelaksana layanan, tetapi juga pengambil keputusan dalam tata kelola pembiayaan dan risiko kesehatan,” tegas Wawan Mulyawan, Ketua Umum PERDOKJASI. 

        Pesan ini disampaikan dalam pembukaan webinar nasional bertajuk “Potensi dan Pengembangan Sumber Daya Profesi Dokter dalam Sistem Jaminan Sosial dan Perasuransian di Indonesia” pada Sabtu (6/9).

        Acara daring ini berfungsi sebagai platform konsolidasi pemikiran untuk meningkatkan peran dokter di tengah transformasi sistem jaminan sosial dan asuransi. Webinar dihadiri ratusan peserta dari kalangan dokter umum, dokter spesialis, dan praktisi asuransi, dengan menampilkan pembicara dari berbagai latar belakang keahlian.

        Mahesa Paranadipa Maikel, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2024–2029, menyoroti kebutuhan akan perubahan paradigma.

        “Insentif kita masih lebih banyak berpihak pada yang mengobati sakit. Padahal, menjaga rakyat tetap sehat sama pentingnya dengan merawat yang sakit,” ujarnya. 

        Mahesa menekankan pentingnya memberikan apresiasi kepada dokter yang berfokus pada upaya promotif dan preventif, seperti edukasi, skrining, imunisasi, dan gaya hidup sehat.

        Dia juga menyentuh tantangan dokumentasi dan beban administratif dari sistem pembayaran kapitasi dan INA-CBG’s yang sering mengurangi waktu interaksi langsung dokter dengan pasien. Menurutnya, adopsi teknologi seperti telemedicine, rekam medis elektronik, dan analisis data berbasis kecerdasan buatan dapat membantu mengurangi beban ini sekaligus meningkatkan efisiensi layanan.

        Dari perspektif industri asuransi, Kiki Oditya Gunawardhana, Head of Group Life TuguRe, menjelaskan bahwa kompetensi medis dokter sangat vital untuk mendukung proses underwriting dan manajemen risiko.

        “Dokter bisa menjadi medical underwriter yang menilai kelayakan calon tertanggung, mencegah fraud, dan menganalisis data klaim. Dengan pemahaman medis, keputusan polis dapat lebih akurat, adil, dan efisien,” paparnya.

        Dia juga mendorong dokter untuk mengikuti pelatihan dan memperoleh sertifikasi profesi, baik nasional maupun internasional, agar lebih siap menghadapi kompleksitas tantangan industri asuransi.

        Hendro Sulistio dari Sequis Life menyampaikan pandangan serupa, menekankan bahwa integrasi kompetensi dokter ke dalam sistem asuransi adalah sebuah keharusan.

        “Dokter berperan strategis di underwriting, klaim, pencegahan fraud, hingga membangun hubungan dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Kehadiran dokter mampu menjaga keberlanjutan finansial perusahaan, sekaligus melindungi hak peserta,” jelasnya.

        Hendro menambahkan bahwa tantangan seperti kesenjangan kompetensi dan regulasi yang kompleks harus diatasi melalui pelatihan berkelanjutan, sinergi profesi, serta pemanfaatan teknologi data analytics.

        Menutup acara, Ketua Umum PERDOKJASI mempertegas visi organisasi.

        “Kedokteran asuransi adalah masa depan, sebuah disiplin ilmu yang menghubungkan klinis dengan tata kelola pembiayaan jaminan sosial dan perasuransian. Paling lambat awal 2026, PERDOKJASI siap menjembatani pembentukan Dewan Penasihat Medis di perusahaan asuransi agar mutu klinis dan ketepatan pembiayaan berjalan beriring,” kata Wawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: