Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Naik Didukung Serangan Drone Ukraina ke Rusia

        Harga Minyak Naik Didukung Serangan Drone Ukraina ke Rusia Kredit Foto: KPI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak dunia ditutup lebih tinggi pada perdagangan di Senin (16/9). Kenaikan ini terdorong oleh serangan drone terhadap kilang minyak serta ancaman sanksi baru untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia.

        Dilansir dari Reuters, Selasa (16/9), Kontrak Brent crude naik 0,67% menjadi US$67,44. Sementara West Texas Intermediate (WTI) meningkat 0,97% ke US$63,30.

        Baca Juga: Kemendag Ungkap Hasil Pengawasan Distribusi MINYAKITA di Sulawesi Utara

        Dari Rusia, salah satu kilang minyak terbesar dilaporkan menghentikan operasi pada unit pengolahan utama setelah terkena serangan drone dari Ukraina. Hal ini menimbulkan kekhawatiran menipisnya pasokan global.

        “Di balik layar ada banyak kekhawatiran mengenai pasokan minyak berat dan solar yang ketat, yang terus menopang pasar,” kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

        Adapun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa pihaknya siap memberlakukan sanksi energi baru terhadap Rusia. Namun hal itu akan dilakukannya hanya jika semua negara sekutunya turut menghentikan pembelian minyak dari Moskow.

        Pasar juga menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve. Ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih agresif menekan dolar, yang pada gilirannya membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

        “Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral, menekan dolar dan memberikan dorongan bagi harga minyak,” ungkap Flynn.

        Baca Juga: Cadangan Baru Ditemukan di WK Belida, Produksi Migas Nasional Diproyeksi Terdongkrak

        Pelemahan dolar juga mendukung permintaan minyak global, sementara data ketenagakerjaan yang melemah dan inflasi yang meningkat memicu kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi di AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: