Prudential Ungkap Biaya Kesehatan Jadi Beban Berat Pasien Indonesia
Kredit Foto: Azka Elfriza
Prudential mencatat bahwa tingginya biaya kesehatan masih menjadi beban finansial utama bagi pasien di Indonesia. Hal ini terungkap dalam hasil survei “Studi Prudential - Suara Pasien Indonesia: Terhimpit di antara Kebutuhan Perawatan, Biaya, dan Kejelasan Informasi” yang dirilis Prudential Indonesia dan Prudential Syariah bekerja sama dengan Economist Impact.
Survei yang melibatkan lebih dari 4.200 responden di empat negara Asia, termasuk Indonesia, menemukan bahwa satu dari lima responden di Indonesia mengaku khawatir dengan ketidakpastian pembiayaan layanan kesehatan. Tidak sedikit pasien yang harus menanggung biaya tak terduga, bahkan mengandalkan jaring pengaman sosial.
Data menunjukkan 56% responden menutupi biaya medis dengan bantuan keluarga (17%), pinjaman (12%), lembaga amal (13%), dan crowdfunding (14%). Kondisi ini menggambarkan rapuhnya kemampuan finansial pasien menghadapi kebutuhan kesehatan yang mendesak.
Baca Juga: Survei Prudential Ungkap 93% Pasien RI Tunda Perawatan karena Akses Minim
Yosie William Iroth, Chief Health Officer Prudential Indonesia, mengatakan, "Survei ini menegaskan perlunya sistem layanan kesehatan yang dapat meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari, memberikan kepastian biaya sejak awal, serta menyediakan informasi yang andal dan mudah dipahami agar pasien merasa percaya diri untuk segera mencari perawatan ketika dibutuhkan."
Sementara itu, Arjan Toor, CEO, Health, Prudential plc, menekankan pentingnya keterjangkauan layanan kesehatan.
"Di Prudential, kami percaya bahwa perbedaan terbesar yang bisa kami berikan bagi kehidupan nasabah adalah dengan hadir untuk mereka pada saat mereka menjadi pasien, serta mendampingi di setiap tahap mulai dari diagnosis awal, perawatan, dan pemulihan," tuturnya.
Selain faktor biaya, survei juga menemukan adanya prioritas lain yang membuat masyarakat menunda pengobatan. Sebanyak 20% responden menunda perawatan demi memenuhi kebutuhan finansial keluarga, sementara 18% lebih memprioritaskan pengasuhan anak dibanding perawatan diri.
Baca Juga: Prudential-Kemenkes Kolaborasi Perkuat Sistem Data Kesehatan Nasional
Vivin Arbianti Gautama, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Syariah, menambahkan perlunya edukasi preventif untuk mengurangi beban biaya jangka panjang.
"Prudential memiliki peran untuk membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan pada akhirnya lebih praktis. Semua berawal dari membantu nasabah memahami bahwa pendekatan preventif terhadap kesehatan memungkinkan mereka mendeteksi risiko lebih awal," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, transparansi biaya, proses layanan yang sederhana, dan kolaborasi lintas sektor dinilai penting untuk memastikan masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan tanpa menanggung beban finansial yang berlebihan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri