Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintahan Amerika Shutdown, Harga Bitcoin Menguat Dekati US$118.000

        Pemerintahan Amerika Shutdown, Harga Bitcoin Menguat Dekati US$118.000 Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga bitcoin menguat pada perdagangan di Rabu (1/10). Hal ini menyusul ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan dari Amerika Serikat (AS)

        Dilansir Kamis (2/10), harga Bitcoin terus naik dan tengah bergerak menuju US$118.000. Hal ini tidak terlepas dari menguatkan ketidakpastian, memicu arus modal ke aset alternatif seperti kripto.

        Baca Juga: Strategy (MSTR) Lagi-lagi Serok Bitcoin, Total Kepemilikan Capai 640.031 BTC

        AS baru-baru ini menutup pemerintahannya akibat tidak adanya kesepakatan antara kongres dan pemerintahan dari Donald Trump. Hal tersebut berpotensi menunda publikasi data ekonomi penting, yang diperburuk oleh ancaman tarif terhadap sejumlah komoditas. Situasi ini mendorong investor untuk mengalihkan investasi ke aset alternatif seperti kripto.

        Kondisi tersebut terjadi di tengah latar belakang makroekonomi yang mendukung, dengan ekspektasi bahwa bank sentral akan kembali memangkas suku bunga bulan ini. Suku bunga yang lebih rendah dinilai membuat aset berisiko, termasuk mata uang kripto, semakin menarik bagi investor.

        Keterlibatan investor institusi juga semakin dalam di tengah perubahan kebijakan moneter. iShares Bitcoin Trust (IBIT) BlackRock menargetkan menjadi platform utama perdagangan opsi Bitcoin berdasarkan open interest.

        “Kami melihat konvergensi antara dukungan institusional dan kematangan ekosistem Bitcoin. Bitcoin kini lebih tertanam dalam fondasi keuangan global, dan minat institusional mencapai titik tertinggi sepanjang masa,” ujar Dom Harz, Co-founder BOB.

        “Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ‘Uptober’ kali ini akan melihat arus masuk yang lebih terarah, yang dapat menjadi momen terobosan untuk mempercepat Bitcoin DeFi. Investor akan ingin memaksimalkan kepemilikan bitcoin mereka, mengubahnya dari sekadar penyimpan nilai menjadi kelas aset yang menghasilkan imbal hasil,” tambahnya.

        Sementara itu, pasar tradisional diperkirakan mencatat volatilitas lebih rendah akibat kekosongan data dari penutupan pemerintahan dari AS.

        Baca Juga: Dipimpin Emas, Logam Mulia Ungguli Bitcoin di 2025

        Sebaliknya, pasar kripto menantikan serangkaian keputusan terkait investasi spot bitcoin yang diperkirakan akan menjadi katalis pasar dalam waktu dekat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: