- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Airlangga: Jumlah Penduduk Miskin Turun Jadi 23,85 Juta, Didorong Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Kuat
Kredit Foto: Istihanah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun signifikan pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dinilai sebagai bukti keberhasilan kebijakan pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang solid di tengah dinamika global.
“Jumlah penduduk miskin per Maret 2025 adalah 23,85 juta orang dibandingkan tahun lalu yang 25,9 juta,” ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Airlangga menjelaskan, penurunan tingkat kemiskinan tersebut turut ditopang oleh sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan kinerja positif. Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2025 tercatat sebesar 5,12 persen, relatif tinggi di antara negara-negara anggota G20.
Baca Juga: Google Investasi €5 Miliar: 300 Lapangan Kerja Siap Hadir!
“Di antara negara G20, India tumbuh 7,8 persen, China mirip dengan kita 5,2 persen, Turki di bawah kita 4,8 persen, Saudi Arabia 3,9 persen, dan Brasil 2,2 persen,” paparnya.
Selain itu, pasar modal Indonesia juga menunjukkan tren positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus rekor tertinggi di level 8.100, menandakan kuatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional.
Dari sisi investasi, Airlangga menyebutkan realisasi pada semester I-2025 mencapai Rp943 triliun atau tumbuh 13,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia optimistis pada kuartal III, angka investasi akan menembus Rp1.400 triliun.
“Fundamental dari segi investasi akan tercapai. Devisa kita juga kemarin mencapai sekitar 150 miliar dolar AS, menjadi bantalan untuk 6,2 bulan impor,” jelasnya.
Baca Juga: Morgan Stanley Rekomendasikan Investasi Kripto Bitcoin, Alokasi Hingga 4%!
Ia juga menyoroti rendahnya rasio utang terhadap PDB Indonesia yang berada di 38,8 persen, jauh di bawah sejumlah negara besar seperti Jepang (237 persen), Amerika Serikat (124 persen), Inggris (96 persen), China (88 persen), dan India (82 persen).
“Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan berbagai negara,” ujarnya.
Airlangga menambahkan, inflasi tetap terkendali di level 2,65 persen, sementara tingkat pengangguran menurun ke 4,76 persen — terendah sejak 1998. Di sisi lain, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 ditetapkan sebesar 6,5 persen untuk menjaga daya beli pekerja.
Data per Februari 2025 mencatat jumlah penduduk bekerja mencapai 145,77 juta orang, terdiri dari 96,48 juta pekerja penuh, 37,62 juta pekerja paruh waktu, dan 11,67 juta setengah penganggur. Tambahan tenaga kerja baru secara tahunan mencapai 3,59 juta orang.
“Biasanya survei Agustus menunjukkan kenaikan hingga 4,8 juta orang bekerja secara year-on-year, dan kami perkirakan tren serupa akan terjadi tahun ini,” jelasnya.
Baca Juga: Peneliti Sebut Data Kemiskinan Nasional Dinilai Perlu Reformasi Menyeluruh
Lebih lanjut, tingkat kemiskinan nasional turun ke 8,47 persen, menjadi yang terendah sepanjang satu dekade terakhir. Pemerintah juga telah menyelesaikan pembangunan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional untuk memperkuat basis kebijakan pengentasan kemiskinan.
“Selain menurunnya jumlah penduduk miskin, jumlah pengusaha UMKM yang sudah mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga September 2025 mencapai 3,46 juta orang,” pungkas Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: