Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dana Asing Banjiri Pasar Saham, IHSG Sentuh Level Rekor

        Dana Asing Banjiri Pasar Saham, IHSG Sentuh Level Rekor Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi baru di level 8.250,94 pada perdagangan Kamis (9/10/2025), didorong arus beli asing dan rotasi sektor di saham perbankan besar. 

        Pencapaian ini terjadi di tengah tekanan global akibat pelemahan bursa Wall Street, ketidakpastian suku bunga Amerika Serikat, dan kekhawatiran atas potensi dampak shutdown pemerintah AS.

        Menurut data Kiwoom Research, pada Jumat (10/8/2025) IHSG menguat 1,04% atau naik 84,91 poin setelah sempat menembus rekor intraday high di 8.272,63. Aksi beli investor asing tercatat mencapai Rp1 triliun (all market), terutama pada saham TINS, BRPT, BRMS, BREN, dan ASII. Kinerja positif ini menjadikan IHSG sebagai salah satu indeks dengan performa terbaik di kawasan Asia Pasifik.

        Baca Juga: IHSG Ditutup Naik Tipis ke Level 8.257, WIFI, CDIA dan CUAN Jadi Buruan Investor

        Meski demikian, saham perbankan besar yang selama ini menjadi index movers justru mengalami tekanan jual. Saham-saham milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti BBRI, BBNI, BMRI, serta BBCA mengalami aksi lepas oleh investor asing, menyebabkan indeks sektor keuangan (IDX Banking) hanya tumbuh 3,25%, lebih rendah dari sektor energi yang terkoreksi 1,12%.

        Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menilai penguatan IHSG mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi domestik di tengah dinamika global. 

        “Tren positif ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/10/2025).

        OJK mencatat, hingga akhir September 2025, penghimpunan dana di pasar modal nasional mencapai Rp186,52 triliun, dengan Rp13,15 triliun di antaranya berasal dari 17 emiten baru yang melakukan IPO. 

        Selain itu, terdapat 20 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp10,33 triliun yang siap masuk pasar. Aktivitas securities crowdfunding (SCF) juga meningkat dengan tambahan 37 efek baru dan 15 penerbit baru, menjadikan total penerbit SCF mencapai 547 entitas dengan 187.212 pemodal aktif.

        Di sisi lain, pasar global menunjukkan tren berlawanan. Bursa saham Amerika Serikat melemah karena investor menahan diri menjelang musim laporan keuangan kuartal III dan ketidakpastian akibat shutdown pemerintah federal. 

        Baca Juga: Dana Asing Rp1 Triliun Masuk RI Saat IHSG Meroket 1%, Saham-saham Ini Diborong

        S&P 500 turun 0,3%, Nasdaq melemah 0,1%, dan Dow Jones terkoreksi 0,5%. Investor juga mencermati risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang menunjukkan perbedaan pandangan soal kecepatan pemangkasan suku bunga.

        Meskipun tekanan eksternal meningkat, analis Kiwoom Research menilai peluang trading masih terbuka di saham sektor perbankan. 

        “Harga saham perbankan besar relatif masih dekat dengan level support jangka panjang sehingga menarik untuk diperhatikan,” tulis riset tersebut.

        Nilai tukar rupiah turut stabil di Rp16.546 per dolar AS, mencerminkan ketahanan pasar terhadap gejolak eksternal. Kondisi ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar berkembang yang tetap diminati di tengah fluktuasi global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: