Perdagangan Karbon Segera Punya 'Rumah' di KBLI 2025, BPS Finalisasi Klasifikasi Baru
Kredit Foto: Istihanah
Badan Pusat Statistik (BPS) tengah memfinalisasi pembaruan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2025 dengan menambahkan kategori khusus untuk aktivitas perdagangan karbon. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menyiapkan kerangka ekonomi hijau dan menarik investasi berbasis lingkungan.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa pembaruan KBLI 2020 menjadi KBLI 2025 kini memasuki tahap akhir. Dari 35 usulan sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM), sebanyak 34 telah disepakati, sementara satu usulan terkait perdagangan karbon masih difinalkan penempatannya.
“Tinggal satu saja ini bukan karena ada dispute tetapi kami sedang carikan tempatnya terutama untuk aktivitas perdagangan karbon. Karena kami memahami aktivitas perdagangan karbon adalah aktivitas ekonomi baru yang harus disiapkan rumahnya KBLI-nya,” ujar Amalia di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Baca Juga: Kementerian ESDM: Utilisasi Hidrogen Nasional Masih Rendah, Baru Capai 199 Ton per Tahun
Menurut Amalia, penetapan KBLI khusus untuk perdagangan karbon penting agar kegiatan tersebut dapat terukur secara statistik dan masuk dalam sistem perizinan nasional berbasis Online Single Submission (OSS). Dengan begitu, aktivitas ekonomi berbasis karbon dapat tercatat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sehingga nanti perkembangan maupun investasi yang akan masuk melalui aktivitas perdagangan karbon dapat terus berkontribusi terhadap perekonomian,” lanjutnya.
Amalia menambahkan, BPS telah melakukan benchmarking terhadap sistem klasifikasi di berbagai negara untuk memastikan penempatan kategori perdagangan karbon sesuai dengan praktik internasional. Proses finalisasi ini ditargetkan rampung dalam satu hingga dua hari ke depan.
Baca Juga: SRN PPI Ditingkatkan, Indonesia Mantapkan Langkah di Pasar Karbon Dunia
“Kami sudah mempelajari benchmarking dari beberapa negara untuk aktivitas perdagangan karbon. Kelihatannya sebentar lagi dalam 1-2 hari ini akan kami selesaikan di mana tempat yang sesuai untuk aktivitas perdagangan karbon,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: