Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Bimbang, Nasib Bank Regional Amerika Serikat Hantui Dolar AS

        Pasar Bimbang, Nasib Bank Regional Amerika Serikat Hantui Dolar AS Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan di Jumat (17/10). Namun ia mencatatkan penurunan mingguan menyusul kekhawatiran pasar atas ketegangan dagang dan kerentanan bank-bank regional di Negeri Paman Sam.

        Dilansir dari Reuters, Senin (20/10), Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, turun  secara mingguan 0,43%. Namun ia naik secara harian 0,17% ke 98,43.

        Baca Juga: ADB Setujui Pemberian Pinjaman 500 Juta Dolar untuk Indonesia

        AS masih penuh ketidakpastian. Penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) menghambat publikasi sejumlah data ekonomi penting, membuat investor kekurangan panduan terkait kondisi ekonomi terkini.

        Adapun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump buka suara terkait rencana tarif tambahan terhadap barang-barang asal China. Ia menyebut rencana itu memang tidak akan berkelanjutan, namun dirinya tetap menyalahkan rivalnya itu atas kebuntuan terbaru dalam pembicaraan dagang yang dipicu oleh pengendalian ekspor mineral tanah jarang oleh China.

        Trump juga mengonfirmasi bahwa dirinya akan mencoba meredakan ketegangan dagang dengan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan.

        “Ada tekanan jual pada dolar karena pergeseran menuju aset aman lainnya,” kata Kepala Riset Valas G10 Standard Chartered, Steve Englander.

        “Berita China dan kekhawatiran atas sektor perbankan regional menekan pergerakan dolar," tambahnya.

        Baca Juga: Maybank Umumkan Perubahan Benefit Dua Produk Ini Mulai Desember 2025

        Sementara Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral akhir bulan ini. Hal itu menyusul sinyal beragam dari pasar tenaga kerja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: