Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Jadi Momentum Optimisme Pasar Modal

        Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Jadi Momentum Optimisme Pasar Modal Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) menilai target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 menjadi momentum penting untuk memperkuat optimisme di pasar modal Indonesia. 

        Namun, lembaga riset kebijakan publik itu menegaskan bahwa pencapaian target ambisius tersebut membutuhkan konsistensi implementasi kebijakan industri dan investasi di lapangan.

        Policy and Program Director Prasasti Piter Abdullah menjelaskan, arah kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto dinilai sudah sejalan dengan visi pertumbuhan jangka menengah. Namun, tantangan terbesar masih terletak pada pelaksanaan di tingkat kementerian dan lembaga. 

        “Kebijakan sudah berada di jalur yang benar, tapi efektivitas implementasi perlu diperkuat agar target pertumbuhan dapat terwujud,” ujar Piter dalam forum Kajian 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran di Jakarta, dikutip Selasa (21/10/2025).

        Baca Juga: Pasar Modal Tembus Rp15.000 T dan Surplus Perdagangan Capai US$5,49 M di Tahun Pertama Prabowo

        Menurut Piter, pasar modal membutuhkan kepastian bahwa kebijakan investasi dan reformasi struktural benar-benar dijalankan secara konsisten. 

        Ia menilai koordinasi antar kementerian, terutama dalam perizinan dan pengembangan kawasan industri, menjadi faktor kunci bagi stabilitas sentimen investor. 

        “Kalau orkestrasi kebijakan ekonomi berjalan baik, investor akan lebih percaya diri menanamkan modalnya di pasar Indonesia,” katanya.

        Sementara itu, Research Director Prasasti Gundy Cahyadi menilai perluasan investasi di kawasan industri, penguatan sektor manufaktur, serta dukungan pembiayaan UMKM akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan likuiditas pasar modal. 

        “Investasi di kawasan industri terbukti menjadi pendorong utama pertumbuhan kuartal II tahun ini. Perluasan insentif di sektor ini akan menciptakan efek pengganda bagi industri dan mendorong kepercayaan pasar,” ujar Gundy.

        Ia menambahkan, reformasi birokrasi dan percepatan digitalisasi tata kelola juga menjadi faktor penting untuk menarik investasi portofolio asing. 

        “Investor global memperhatikan kredibilitas kebijakan dan efisiensi birokrasi. Jika Indonesia berhasil memperkuat tata kelola dan akuntabilitas, arus modal asing ke pasar saham bisa meningkat,” tambahnya.

        Baca Juga: Danantara Tempatkan 80% Dana Investasi di Pasar Modal

        Prasasti menilai, dengan arah kebijakan fiskal dan industri yang semakin jelas, pasar modal Indonesia berpotensi memasuki fase ekspansi baru. Stabilitas makroekonomi, surplus perdagangan, serta fokus pemerintah pada industrialisasi dan transformasi SDM menjadi pondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

        Meski demikian, Prasasti mengingatkan bahwa target pertumbuhan tinggi tidak boleh hanya berbasis pada konsumsi dan komoditas. 

        “Kunci keberlanjutan ekonomi terletak pada investasi produktif dan peningkatan kapasitas manufaktur. Pasar akan merespons positif bila pemerintah mampu menunjukkan konsistensi di dua bidang ini,” tegas Piter.

        Dengan kombinasi strategi hilirisasi, penguatan kawasan industri, dan deregulasi investasi, Prasasti meyakini pasar modal dapat menjadi refleksi kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi nasional dan motor pembiayaan pembangunan menuju target pertumbuhan 8% pada 2029.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: