Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        JIAT Infrastruktur Pendukung Swasembada Pangan

        JIAT Infrastruktur Pendukung Swasembada Pangan Kredit Foto: Antara/Yusuf Nugroho
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra), Rachmat Kaimuddin menegaskan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) merupakan infrastruktur pendukung swasembada pangan.

        Hal tersebut disampaikannya mewakili Menko Infra  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat mengunjung JIAT di Desa Rejomulyo, Jati Agung, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Manajemen Pengunjung Jilid 2 Sejalan dengan 5 Program Prioritas Kemenpar

        "Dari awal telah disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa yang diharapkan adalah swasembada pangan, untuk mencapai swasembada pangan tentunya butuh Infrastruktur untuk menunjang hal tersebut, jadi kita pastikan pembangunan yang dilakukan itu berdampak dan dapat menghasilkan panen yang lebih banyak," ujar Deputi Rachmat, dikutip dari siaran pers Kemenko Infra, Kamis (23/10).

        Sumur JIAT di Desa Rejomulyo memiliki kedalaman sumur 120 meter, panjang jaringan 1500 meter persegi, dengan jumlah box bagi 15 unit. Total area layanan dari sebelumnya 20 Hektar menjadi 25 Hektar. Penggerak pompa saat ini menggunakan mesin genset (35 KVA) dan daya listrik PLN (23 KVA).

        Keberadaan JIAT ini telah memberikan manfaat kepada masyarakat, seperti yang disebutkan oleh Kepala Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung, Kushandoro yang mengatakan bahwa sebelumnya petani hanya menggantungkan air untuk pertanian dari hujan yang turun. Saat ini sudah ada peningkatan hasil panen hingga tiga kali

        "Sebelum ada JIAT petani hanya mengharapkan hujan dari Allah SWT. Bila hujannya lebat kita akan menanam, bila tidak kita banyak kerugian, Setelah ada JIAT kita sangat bersyukur bisa panen hingga tiga kali," ujarny

        Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Gapoktan Desa Rejomulyo, Sariyun yang mengatakan bahwa sebelumnya kesulitan yang dialami saat ingin menanam adalah tidak adanya air sehingga hanya dapat memanen satu kali dalam setahun. Setelah dibangun Sumur JIAT ini, para petani saat ini dapat menanam padi hingga tiga kali.

        "Dulunya sebelum ada sumur itu cuma satu kali, terus ada sumur JIAT pakai Jenset bisa dua kali, sekarang menggunakan listrik karena operasionalnya sangat sangat murah, bisa tiga kali," ujarnya.

        Sariyun menambahkan bahwa hal ini memberikan peningkatan ekonomi bagi petani dari hasil panen yang meningkat. Sebagai perwakilan dari petani di Rejomulyo dirinya sangat mendukung program-program dari pemerintah khususnya JIAT.

        Deputi Rachmat pada kesempatan tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada para petani yang hadir dan seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menyukseskan program swasembada beras.

        "Untuk menjadi padi, menjadi beras tentunya sangat bergantung pada kerja keras para petani, selain air, bibit, pupuk didalamnya juga ada keringat Bapak/Ibu semua, yang membuat kami semua bisa menikmati makan," kata Deputi Rachmat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: