Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kebijakan Zero ODOL Dipastikan Tak Bikin Biaya Logistik Melonjak

        Kebijakan Zero ODOL Dipastikan Tak Bikin Biaya Logistik Melonjak Kredit Foto: Azka Elfriza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah memastikan penerapan kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) tidak akan membebani sektor logistik nasional.

        Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan biaya logistik akibat kebijakan tersebut hanya mencapai 3,3%, dengan dampak inflasi sangat kecil yakni 0,02%–0,14%. Bahkan, kebijakan ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,06%–0,08%.

        Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan, menyampaikan hal tersebut saat memberikan pengarahan dalam Focus Group Discussion (FGD) Rencana Aksi Nasional Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Lebih Muatan di Surabaya, Jawa Timur.

        Baca Juga: Dukung Zero ODOL di 2027, Begini Langkah Strategis KAI Logistik

        “Saya ingin mengajak kita semua, termasuk teman-teman dari asosiasi transporter, pengusaha logistik, ataupun pengemudi, untuk berkomitmen merealisasikan Zero kendaraan over dimension over load di tahun 2027. Ini tidak bisa ditunda lagi, sesuai arahan bapak Presiden, karena dampaknya luar biasa, terutama untuk keselamatan,” ujar Aan, Kamis (23/10/2025).

        Menurut Aan, kendaraan dengan dimensi dan muatan berlebih tak hanya menjadi penyebab kedua tertinggi kecelakaan di jalan setelah sepeda motor, tetapi juga menimbulkan kerusakan infrastruktur dan menambah beban fiskal negara.

        “Ini sangat luar biasa dampak dari kendaraan over dimension over load terhadap keselamatan. Belum lagi dampak fatalitas korban yang meninggal, jadi ini sangat memprihatinkan,” tambahnya.

        Baca Juga: Biaya Logistik Terancam Naik, Tim Teknis Zero ODOL Dibentuk

        Pemerintah telah menyiapkan sembilan Rencana Aksi Nasional (RAN) yang menekankan integrasi data, penegakan hukum digital, harmonisasi regulasi, serta pemberian insentif dan disinsentif bagi pelaku usaha. Langkah tersebut diharapkan memperkuat kepatuhan dunia usaha terhadap penerapan Zero ODOL.

        Aan menjelaskan, hasil survei BPS menunjukkan kebijakan tersebut justru akan menciptakan efisiensi besar dalam jangka panjang.

        “Justru ini akan membuat iklim investasi dan perekonomian bergairah, para pengusaha logistik atau pemilik kendaraan akan diuntungkan secara ekonomi,” tegasnya.

        BPS juga memperkirakan penerapan Zero ODOL dapat menurunkan kecelakaan angkutan logistik hingga 22,4%, dengan potensi efisiensi infrastruktur mencapai Rp1,4–2,8 triliun per tahun.

        “Komitmen kita hari ini akan menyelamatkan ribuan nyawa di masa depan,” tutup Aan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: