Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukung Ketahanan Pangan, Askrindo Kembangkan Skema Jawara Co-Insurance dan Teknologi Agritech

        Dukung Ketahanan Pangan, Askrindo Kembangkan Skema Jawara Co-Insurance dan Teknologi Agritech Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perubahan iklim adalah tantangan dunia yang semakin mendesak dan berdampak luas pada lingkungan, ekonomi, dan masyarakat, khususnya sektor pertanian. Di Indonesia, dampak perubahan iklim terlihat dari data BPS yang mencatat penurunan produksi padi sebesar 1,55%, dari 53,98 juta ton pada tahun 2023 menjadi 53,14 juta ton pada tahun 2024. Hal ini secara langsung mempengaruhi kesejahteraan petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang terpadu. Salah satu solusi strategis adalah pengembangan asuransi pertanian sebagai instrumen perlindungan keuangan bagi petani.

        Sebagai komitmen nyata mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan di sektor pertanian, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) yang merupakan bagian dari Holding Asuransi dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG), bekerja sama dengan PT Tugu Insurance melalui skema asuransi bersama (co-insurance) berbasis teknologi Agritech.

        Berkat konsep ini, Askrindo berhasil meraih posisi runner-up dalam ajang Call for Proposal, Inclusive Insurance Challenge Fund (IICF) 2025, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Insurance and Risk Finance Facility, United Nations Development Programme (IRFF UNDP). Atas penghargaan ini, di hadapan 800 perwakilan dari 20 negara, Askrindo juga telah menandatangani Letter of Acceptance untuk pengembangan terobosan asuransi pertanian tersebut dalam acara AAUI 29th Indonesia Rendezvous pada 17 Oktober 2025 di Bali International Convention Center, Bali.

        Direktur Bisnis Askrindo, Budhi Novianto, mengapresiasi inisiatif jawara yang dinilai mampu mendorong penguatan literasi serta kemudahan akses asuransi di kalangan petani. Ia menyebutkan bahwa asuransi pertanian merupakan solusi penting untuk mitigasi risiko yang dihadapi petani, seperti menjaga arus kas dan mempercepat pemulihan pasca bencana. Namun, skema asuransi konvensional yang selama ini diterapkan berbasis indemnity, sehingga memerlukan verifikasi kerugian di lapangan proses yang cenderung lambat, mahal, dan rawan moral hazard. 

        Baca Juga: Askrindo Beri Bantuan Pendidikan untuk 131 Anak Prajurit TNI AD yang Gugur dalam Tugas

        “Oleh karena itu, Askrindo hadir dengan pembaruan konsep produk asuransi pertanian agar sesuai dengan keadaan dan adaptif terhadap pola risiko yang berubah atas perubahan iklim, seperti skema asuransi pertanian berbasis indeks atau parametrik yang memungkinkan pembayaran otomatis berbasis data,” jelas Budhi.

        Tidak seperti asuransi konvensional berbasis indemnity yang membutuhkan verifikasi langsung di lahan sebelum klaim dibayarkan, asuransi pertanian berbasis parametric memungkinkan pembayaran klaim secara otomatis berdasarkan indikator tertentu seperti curah hujan yang berada di bawah ambang batas atau hasil panen yang tidak mencapai standar. Dengan mekanisme ini, proses klaim menjadi lebih cepat, efisien, dan dapat mencakup wilayah yang lebih luas. 

        “Skema ini juga menghilangkan kebutuhan verifikasi per individu petani, sehingga proses pencairan klaim menjadi lebih cepat dan biaya administrasi dapat ditekan. Meski demikian, skema ini tetap mengandung risiko yang perlu dikelola melalui perancangan indeks yang tepat serta penggunaan data berkualitas tinggi.,” tambah Budhi.

        Askrindo menawarkan solusi asuransi adaptif untuk mendukung asuransi di sektor pertanian. Melalui implementasi sistem berbasis teknologi, dengan inovasi mencakup penyederhanaan dan digitalisasi proses, pengembangan model hybrid atau parametrik, peningkatan literasi dan edukasi petani, optimalisasi kemitraan distribusi, serta integrasi dengan program Pemerintah dan Swasta.

        “Harapannya, skema ko-asuransi pertanian berbasis teknologi ini diharapkan dapat mendukung visi pemerintahan Kabinet Merah Putih yang tercantum dalam Misi Asta Cita serta program-program prioritas lainnya. Kami optimis inisiatif ini akan mempermudah implementasi asuransi pertanian dan memperluas jangkauannya secara lebih efektif,” tutup Budhi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: