Kredit Foto: Istimewa
Aliansi Vaksin Dunia (GAVI) memuji kemajuan pesat Indonesia dalam mewujudkan kemandirian program imunisasi nasional. Pujian itu disampaikan Senior Manager Market Shaping GAVI, Anna Osborne, yang menyebut Indonesia sebagai salah satu kisah sukses global dalam transisi dari negara penerima bantuan menjadi mitra mandiri di sektor imunisasi.
“Sangatlah relevan untuk menyebutkan kisah sukses Indonesia yang telah mencapai kemajuan luar biasa berkat dukungan GAVI, berhasil bertransisi keluar dari GAVI,” kata Anna Osborne dalam agenda 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM) di Bali, Kamis (30/10).
Anna menegaskan, Indonesia kini menjadi negara berpenghasilan menengah pertama yang berkontribusi pada periode strategis GAVI, melalui komitmen pendanaan sebesar 30 juta dolar AS atau sekitar Rp499 miliar. Menurutnya, pencapaian itu menunjukkan efektivitas kemitraan antara GAVI dan Pemerintah Indonesia dalam memperkuat sistem imunisasi yang berkelanjutan.
“Capaian Indonesia merupakan bukti nyata dampak kolaborasi yang fokus pada pembangunan sistem imunisasi mandiri,” ujarnya. Ia menambahkan, ke depan, GAVI akan bertransformasi menjadi fasilitator sistem berkelanjutan jangka panjang yang mendorong inovasi, akses, dan kesetaraan vaksin antarnegara.
Anna juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara pembiayaan domestik dan dukungan eksternal, seiring meningkatnya tantangan global dalam pendanaan vaksin. “GAVI harus lebih cerdas dan strategis dalam mendukung negara mitra agar tetap tangguh dalam menghadapi perubahan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan apresiasi atas pengakuan GAVI terhadap kemajuan Indonesia. Ia menyebut Indonesia termasuk dari 19 negara yang berhasil keluar dari dukungan GAVI, sekaligus menunjukkan kesiapan untuk membiayai program imunisasi secara mandiri.
“Terima kasih kepada GAVI yang telah menjadi bagian dari perjalanan panjang kami. Sejak 2017, Indonesia sudah mengembangkan rencana aksi nasional untuk memastikan keberlanjutan program imunisasi, termasuk proyeksi biaya multiyears agar pasokan vaksin tetap tersedia,” kata Nadia.
Baca Juga: Indonesia Jadi Pusat Diplomasi Vaksin Dunia, Bio Farma Pimpin Kolaborasi Global dari Bali
Menurut Nadia, keberhasilan Indonesia didorong oleh tiga pilar utama, yakni menjadikan imunisasi sebagai prioritas nasional, perencanaan matang lintas sektor, dan dukungan kuat pemerintah hingga tingkat presiden. Ia juga menekankan pentingnya konsep beli cerdas atau smart purchasing untuk memastikan pasokan vaksin tetap terjangkau dengan melibatkan industri lokal.
“Negara harus mencari cara untuk membeli vaksin secara cerdas, termasuk melalui mekanisme advance market commitment (AMC). Industri vaksin lokal perlu dilibatkan untuk menjamin pasokan dan keamanan jangka panjang,” ujarnya.
Nadia menambahkan, kolaborasi erat dengan UNICEF dan WHO turut memperkuat sistem imunisasi nasional, terutama dalam penilaian risiko pasca-transisi GAVI. “Kami belajar bahwa keberhasilan transisi bergantung pada koordinasi yang kuat, perencanaan sejak dini, dan inovasi pembiayaan,” katanya.
Dengan capaian tersebut, Indonesia kini dipandang sebagai model sukses transisi imunisasi global. GAVI menilai pengalaman Indonesia dapat menjadi referensi bagi negara lain yang tengah menuju kemandirian vaksinasi dan penguatan ketahanan kesehatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri