Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak dunia menguat pada perdagangan di Senin (3/11). Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk menunda kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun depan, langkah yang membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan (supply glut).
Dilansir dari Reuters, Brent Crude naik 0,73% menjadi US$65,24. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Crude naik 0,74% ke US$61,43.
Baca Juga: APG Westkampar Catat Lonjakan Produksi Minyak Tertinggi Sejak 2023
OPEC+ menyetujui untuk menaikkan produksi sebesar 137.000 di Desember. Namun akan menjeda kenaikan lebih lanjut pada Januari, Februari, dan Maret 2026.
“Melihat ketidakpastian pasokan pada kuartal pertama dan potensi pelemahan permintaan, pendekatan hati-hati ini sangat masuk akal,” kata RBC Capital Analyst, Helima Croft.
Rusia menurutnya juga akan tetap menjadi faktor ketidakpastian utama pasokan, menyusul sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil.
Adapun Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa produksi minyak mentah naik menjadi 13,8 Juta di Agustus.
Baca Juga: Produksi Minyak dan Gas MedcoEnergi Capai 150 mboepd di Tengah Gejolak Pasar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di sisi lain membantah rumor bahwa pihaknya berencana melancarkan serangan ke Venezuela. Hal ini menyusul spekulasi meningkatnya operasi yang terkait dengan pemberantasan perdagangan narkotika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar