- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Keuntungan Intiland Tersisa Rp18,22 Miliar Hingga September 2025, Anjlok Hingga 93,6%!
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatat penurunan tajam pada kinerja keuangan hingga kuartal III 2025.
Emiten properti ini hanya mampu membukukan laba bersih Rp18,22 miliar, anjlok 93,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp285,13 miliar. Laba per saham dasar pun ikut menurun drastis menjadi Rp1,76 dari sebelumnya Rp27,51.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, pendapatan usaha Intiland turun 14,64 persen menjadi Rp1,69 triliun, dari Rp1,98 triliun pada sembilan bulan pertama 2024.
Penurunan ini menunjukkan lemahnya permintaan pasar properti serta belum pulihnya penjualan proyek pengembangan yang berkontribusi besar terhadap pendapatan perseroan.
Baca Juga: Dorong Kredit Properti, Bank INA Teken Kerja Sama dengan Alam Sutera
Meski pendapatan menurun, beban pokok penjualan dan beban langsung justru berkurang menjadi Rp1,06 triliun dari Rp1,35 triliun, sehingga laba kotor naik tipis menjadi Rp639,32 miliar dari Rp620,56 miliar. Efisiensi ini menunjukkan adanya pengendalian biaya di tengah penurunan penjualan.
Dari sisi operasional, beban penjualan turun menjadi Rp30,48 miliar dari Rp44,81 miliar, sementara beban umum dan administrasi juga menurun menjadi Rp207,56 miliar dari Rp212,48 miliar.
Dengan begitu, beban usaha terkonsolidasi menyusut menjadi Rp238,04 miliar, dibanding Rp257,29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan beban tersebut mendorong laba usaha meningkat menjadi Rp401,27 miliar, naik dari Rp363,26 miliar.
Baca Juga: Emiten Properti SSIA Umumkan Restrukturisasi Anak Usaha
Namun, keuntungan operasional itu tak cukup menahan dampak tekanan dari sisi non-operasional. Beban lain-lain bersih membengkak menjadi Rp321,05 miliar, berbalik dari posisi surplus Rp28,19 miliar setahun sebelumnya.
Sejumlah pos pendapatan lain seperti pendapatan bunga Rp15,87 miliar (naik dari Rp13,25 miliar) dan keuntungan kurs Rp293,58 juta tidak mampu menutup kenaikan beban non-operasional. Selain itu, pendapatan dividen tercatat turun menjadi Rp14,74 miliar dari Rp21,5 miliar.
Dari sisi neraca, ekuitas Intiland meningkat tipis menjadi Rp6,77 triliun, dari Rp6,74 triliun pada akhir 2024. Sementara liabilitas menurun menjadi Rp6,74 triliun dari Rp6,95 triliun, dan total aset susut menjadi Rp13,51 triliun dari Rp13,7 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: