Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Tanggung Utang Whoosh, Airlangga: Masih Dikaji Skemanya

        Prabowo Tanggung Utang Whoosh, Airlangga: Masih Dikaji Skemanya Kredit Foto: Cita Auliana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan menanggung utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh. 

        Airlangga menyatakan saat ini skema pelunasan utang masih dalam pembahasan lintas kementerian dan juga Danantara. 

        “Kita sedang bahas nanti tentu akan bicarakan secara teknis antar kementerian dan juga dengan solusi dengan Danantara,” kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (5/11/2025). 

        Baca Juga: Prabowo Pastikan Pembiayaan Whoosh Aman: 'Duitnya Ada, Jangan Kasih Kesempatan Koruptor

        Ketika ditanya mengenai kemungkinan penggunaan APBN untuk menutup utang proyek tersebut, Airlangga tidak memberikan jawaban secara langsung. Namun, ia menyebut bahwa terdapat opsi lain yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan skema korporasi

         “Ya, kalau korporasi kan banyak cara,” pungkasnya. 

        Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan bertanggung jawab penuh terhadap operasional dan keberlanjutan proyek Whoosh.

        “Gausa kawatir ribut-ribut Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya tidak ada masalah saya akan tanggung jawab nanti whoosh semuanya,” ujar Prabowo.  

        Baca Juga: Prabowo Minta Isu Whoosh Tak Dipolitisasi: Bangsa Kita Kuat dan Kaya

        Prabowo juga menyampaikan bahwa pemerintah membuka opsi pembayaran utang menggunakan dana hasil sitaan kasus korupsi serta melalui efisiensi anggaran di berbagai pos belanja negara. Ia memastikan kemampuan pemerintah untuk menanggung kewajiban proyek yang mencapai sekitar Rp116 triliun dengan sistem pembayaran bertahap, yakni sekitar Rp1,2 triliun per tahun.

        “Pokoknya engga ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun. tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” tambah Prabowo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: