Bos Citi Indonesia Beberkan Kisi-kisi Kinerja di Kuartal III 2025
Kredit Foto: Azka Elfriza
Chief Executive Officer (CEO) Citibank N.A., Indonesia, Batara Sianturi memberikan gambaran mengenai kinerja perseroan sepanjang kuartal III 2025.
Batara mengungkapkan pihaknya merasa puas dengan kinerja perseroan pada kuartal III 2025 dengan menunjukkan pertumbuhan double digit. Kinerja solid tersebut didukung oleh kondisi likuiditas yang sehat dan kualitas portofolio yang terjaga.
“Tanggal 18 akan kita umumkan, kita sangat senang dengan persembahan kita untuk 3 kuartal,” kata Batara dalam media briefing bersama media di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Baca Juga: Citi: Korelasi Kripto dan Saham Menguat
Menurut Batara, rasio likuiditas perbankan masih berada pada tingkat yang kuat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) rupiah sebesar 91% dan dolar sebesar 73%. Ia menilai, kondisi perbankan nasional, termasuk Citibank, berada dalam posisi yang solid dari sisi likuiditas.
Selain itu, Citibank juga berada dalam posisi likuid yang kuat dengan LDR internal sekitar 50%, yang menunjukkan kemampuan bank dalam mendukung pertumbuhan kredit.
Lebih lanjut, Batara menilai bahwa kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perbankan dalam menyalurkan kredit.
Batara menilai tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Citibank untuk memperkuat pipeline bisnis menuju tahun 2026. Ia menyebutkan, sebagian besar proyek dan pembiayaan yang disiapkan akan mulai terealisasi di kuartal IV 2025 dan berlanjut hingga 2026.
Baca Juga: Ikuti Langkah Visa, Citigroup Investasi Dalam Platform Pembayaran Stablecoin
“Kami sudah dengar dari arahan dari Dewan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahwa interest rate itu juga akan mulai turun, baik untuk suku bunga kredit maupun deposito. Jadi, dengan liquidity dan juga pricing kami optimistis klien [kami] akan mulai membangun pipeline menuju 2026,” tuturnya.
Selain pertumbuhan kredit dan likuiditas, Citibank juga mencatat peningkatan pada aktivitas korporasi (corporate actions) dari para nasabah institusional. Sejumlah rencana aksi korporasi dan permintaan pembiayaan baru telah mulai muncul di akhir 2025 dan diperkirakan akan meningkat pada 2026.
“Kami juga melihat bahwa aktivitas korporasi mulai menggeliat. Jadi, bukan hanya dari sisi likuiditas dan pertumbuhan kredit saja, tetapi juga dari sisi aksi korporasi. Kami sudah mulai menerima permintaan dan proposal (RFP) dan permintaan untuk kuartal ini dan juga untuk tahun depan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: