Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Indonesia Turun, Bali dan Jakarta Paling 'Mendingan'
Kredit Foto: WE
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa kinerja industri perhotelan Indonesia pada September 2025 mengalami penurunan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel secara nasional tercatat sebesar 38,20%, turun 0,38 poin dari bulan sebelumnya dan turun signifikan 4,83 poin dibandingkan September 2024.
Kinerja hotel berbintang dan nonbintang sama-sama mengalami kontraksi. TPK hotel bintang pada September 2025 berada di level 50,16%, turun 4,52 poin secara tahunan (y-on-y). Sementara itu, TPK hotel nonbintang lebih rendah lagi, yaitu 25,38%, turun 2,48 poin (y-on-y).
Secara spasial, Provinsi Bali kembali menunjukkan ketahanannya sebagai destinasi utama dengan TPK hotel bintang tertinggi, yakni 68,17%. Posisi berikutnya ditempati oleh Kalimantan Selatan (56,27%) dan Kalimantan Timur (53,49%). Sebaliknya, TPK hotel bintang terendah tercatat di Kepulauan Bangka Belitung (26,60%), Aceh (27,56%), dan Sulawesi Barat (28,60%).
Baca Juga: Dijuluki 'Hotel Merah Putih', SPBU Pertamina jadi Tempat Favorit Para Bikers Saat Touring
Untuk hotel nonbintang, Bali juga memimpin dengan TPK 46,51%, diikuti DKI Jakarta (40,05%) dan Nusa Tenggara Barat (33,86%). Provinsi Papua Barat Daya mencatatkan TPK hotel nonbintang terendah, hanya 14,02%.
Secara tahunan, penurunan TPK hotel bintang terdalam terjadi di Aceh (turun 33,38 poin), Papua Barat Daya (turun 19,91 poin), dan Sumatera Utara (turun 18,51 poin). Hanya lima provinsi yang berhasil mencatatkan pertumbuhan positif, dengan kenaikan tertinggi di Papua Tengah (6,61 poin), Bali (1,83 poin), dan Papua Pegunungan (1,63 poin).
Pada hotel nonbintang, penurunan terdalam secara tahunan dialami oleh Aceh (11,79 poin), Papua Tengah (11,32 poin), dan Papua Barat Daya (10,80 poin).
Di tengah penurunan okupansi, rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang relatif stabil. Pada September 2025, angka ini mencapai 1,65 malam, naik tipis 0,02 poin dibandingkan tahun lalu, meski turun 0,02 poin dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: IHG Perluas Kehadiran di Pulau Dewata: Segera Bangun Hotel Indigo Bali Ubud
Data menunjukkan perbedaan signifikan antara tamu asing dan domestik. Rata-rata lama menginap tamu asing adalah 2,58 malam, sementara tamu Indonesia hanya 1,50 malam.
Provinsi Bali kembali unggul dengan rata-rata lama menginap terlama secara total (2,92 malam). Tamu asing tinggal paling lama di Papua Tengah (4,80 malam), sedangkan tamu Indonesia paling lama menginap di Bali (2,56 malam).
Secara kumulatif periode Januari-September 2025, TPK hotel bintang nasional rata-rata sebesar 47,58%, turun 3,75 poin dari periode sama tahun 2024. Hanya DKI Jakarta dan Sumatera Barat yang mencatatkan pertumbuhan positif yang sangat kecil. Sementara TPK hotel nonbintang kumulatif berada di 24,82%, turun 1,59 poin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: