- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Todotua: JV Toyota-Pertamina Bangun Pabrik Bioethanol di Indonesia Jadi 2026
Kredit Foto: Kementerian ESDM
Komitmen Toyota Motor Corporation untuk memperkuat rantai pasok energi bersih di Indonesia kian konkret. Perusahaan otomotif asal Jepang itu memastikan rencana investasi senilai Rp2,5 triliun untuk membangun pabrik bioethanol di Tanah Air, sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor transportasi.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengungkapkan, proyek ini akan dijalankan melalui skema joint venture antara Toyota dan Pertamina New Renewable Energy (PNRE) dengan kapasitas produksi 60 ribu kiloliter per tahun.
“Sepulang dari Tokyo, baik Toyota maupun Pertamina akan langsung melakukan joint study dan kunjungan lokasi ke Lampung. Targetnya, awal tahun 2026 perusahaan patungan sudah terbentuk,” ujar Todotua seusai kunjungan kerja ke Jepang, Jumat (7/11/2025).
Ia menambahkan, investasi tersebut menjadi langkah awal untuk memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan di dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor.
Baca Juga: Tinjau SPBU di Yogyakarta, Dirut Pertamina Patra Niaga Pastikan Kualitas BBM dan Layanan Terjaga
“Investasi ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga membuka akses ke pasar global,” imbuhnya.
Todotua menegaskan, proyek Toyota–Pertamina NRE selaras dengan kebijakan mandatory blending bioethanol 10% (E10) yang mulai diterapkan pemerintah pada tahun 2027.
“Saat ini kebutuhan bahan bakar dalam negeri mencapai lebih dari 40 juta kiloliter per tahun. Dengan penerapan E10, Indonesia membutuhkan sekitar 4 juta kiloliter bioethanol pada 2027. Agar tidak kehilangan momentum, pembangunan fasilitas produksi harus dimulai dari sekarang,” jelasnya.
Dalam kunjungannya ke Jepang, Todotua juga melakukan pertemuan dengan Research Association of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuels (RABIT) — konsorsium riset yang melibatkan sejumlah perusahaan otomotif dan energi Jepang, termasuk Toyota.
Baca Juga: Dukung NZE 2060, Pertamina Hijaukan Hulu DAS Bekasi
Melalui kolaborasi dengan RABIT, Toyota tengah mengembangkan bioethanol generasi kedua berbasis biomassa non-pangan seperti limbah pertanian dan tanaman sorgum. Teknologi ini dinilai relevan dengan potensi agrikultur dan kondisi agroklimat Indonesia yang beragam.
“Kemarin saat kunjungan kami juga telah berdiskusi dengan RABIT, bahwa teknologi pabrik bioethanol generasi kedua ini dapat memanfaatkan berbagai macam limbah pertanian (multi feedstock), sehingga teknologinya cocok dengan Indonesia yang tidak hanya memiliki potensi tanaman sorgum, tetapi bisa juga dari tebu, padi, singkong, kelapa sawit, aren dan lain-lain ” tutur Todotua.
Berdasarkan Roadmap Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Lampung diproyeksikan menjadi sentra pengembangan industri bioethanol nasional dengan dukungan bahan baku dari tebu, singkong, dan sorgum.
Todotua menekankan bahwa proyek ini juga akan memberdayakan petani lokal dan koperasi tani, sejalan dengan agenda peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah.
Baca Juga: Pertamina Eco RunFest 2025 Raih World Athletics Label, Masuk Kalender Lari Dunia
“Sebagai pioneer project, tadi sudah didiskusikan akan bekerjasama dengan Pertamina NRE (New Renewable Energy) di Lampung, untuk bahan bakunya juga tidak hanya dari perusahaan tapi juga melibatkan petani dan koperasi tani setempat sehingga juga dapat menggerakan perekonomian di daerah,” ujarnya.
Ke depan, suplai energi dari pabrik bioethanol tersebut akan diintegrasikan dengan plant geothermal dan hidrogen milik Pertamina, menciptakan ekosistem energi terbarukan terpadu di wilayah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo