Kredit Foto: BRPT
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memastikan belum memiliki rencana untuk membawa anak usahanya di sektor properti, PT Griya Idola, melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Keputusan ini menandakan sikap hati-hati Grup Barito dalam mengelola aset dan menjaga kesiapan bisnis sebelum dilepas ke pasar modal.
Direktur Barito Pacific David Kosasih menegaskan, hingga saat ini belum ada pembahasan konkret mengenai langkah IPO Griya Idola. Manajemen menilai perlu memastikan kesiapan menyeluruh sebelum perusahaan properti itu dibuka ke publik.
“Jadi kami memang akan benar-benar mempersiapkan dulu perusahaan yang akan kami bawa ke publik untuk memastikan segalanya sudah siap,” ujar David dalam paparan publik, Rabu (12/11/2025).
Spekulasi terkait rencana IPO Griya Idola sudah berembus sejak tahun lalu. Namun, hingga kini emiten milik Prajogo Pangestu itu masih belum mengambil langkah lanjutan.
Baca Juga: BRPT Milik Prajogo Pangestu Catat Lonjakan Laba 2.882% hingga Kuartal III 2025
Menurut David, setiap entitas di bawah Grup Barito memiliki agenda pengembangan masing-masing, dan keputusan strategis seperti IPO akan dilakukan secara selektif berdasarkan kesiapan keuangan, proyek, serta prospek pasar.
Selain menepis isu IPO, David juga membantah rumor akuisisi PT Nusa Rasa Cipta Tbk (NRCA) oleh Griya Idola.
“Mengenai rumor akuisisi Nusa Rasa Cipta, kami juga kami perjelas tidak ada rencana untuk mengakuisisi perusahaan ini untuk memperkuat jasa properti di grup kami,” tegasnya.
Baca Juga: Sempat Borong, Bos Barito Pacific Lanjut Lepas 540 Ribu Saham BRPT
PT Griya Idola diketahui merupakan salah satu pilar bisnis non-energi di bawah Barito Pacific Group. Perusahaan ini mengelola portofolio properti komersial, industri, hunian, dan perhotelan. Beberapa proyek andalan yang telah dikembangkan antara lain Wisma Barito Pacific I dan II, Patimbang Industrial Estate, Griya Idola Industrial Park, Griya Idola Residence Tangerang, serta Mambruk Hotel & Convention.
Di sisi lain, Griya Idola masih memiliki proyek dalam tahap pengembangan, seperti Wahid Hasyim Landplot di Jakarta yang berdiri di atas lahan 300 meter persegi. Proyek tersebut diharapkan memperkuat posisi perusahaan di segmen properti komersial ibu kota.
Dengan belum adanya rencana IPO, langkah BRPT mencerminkan pendekatan konservatif terhadap strategi korporasi di tengah fluktuasi pasar properti dan volatilitas ekonomi global. Fokus utama Grup Barito saat ini masih diarahkan pada konsolidasi bisnis serta optimalisasi portofolio aset di seluruh lini usahanya, termasuk properti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri