- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Garuda Indonesia Terima Suntikan Rp23,7 Triliun, Ini Risiko dan Tantangan yang Mengintai
Kredit Foto: Istimewa
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mendapat suntikan modal Rp23,67 triliun melalui private placement yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 12 November 2025.
Menurut riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, aksi korporasi ini berpotensi membalik posisi ekuitas negatif perusahaan sekitar US$1,5 miliar per kuartal III 2025 dan meredakan beban pembiayaan, namun diiringi sejumlah risiko dan tantangan jangka pendek.
Suntikan modal dilakukan oleh PT Danantara Asset Management (DAM) melalui setoran tunai Rp17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham senilai Rp6,65 triliun.
Dari total dana, sekitar Rp8,7 triliun dialokasikan untuk modal kerja Garuda Indonesia, termasuk perawatan armada, sementara Rp14,9 triliun digunakan untuk memperkuat operasional Citilink, termasuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar Pertamina periode 2019–2021. Private placement diterbitkan melalui 315,61 miliar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham.
Baca Juga: Pertamina Pastikan Proses Merger Pelita Air dan Garuda Indonesia Terus Berjalan
Kiwoom Sekuritas menekankan potensi dilusi besar yang tak terhindarkan dan indikasi overhang saham baru di harga Rp75 yang bisa menahan pergerakan saham GIAA dalam jangka pendek.
"Modal kerja yang pulih dapat memperbaiki jadwal penerbangan, reliabilitas, dan margin, tetapi sangat tergantung eksekusi renegosiasi kontrak serta ketersediaan pesawat," tulis riset Kiwoom, dikutip Kamis (13/11/2025).
Meski demikian, tantangan utama masih membayangi. Risiko pencairan modal yang tertunda, negosiasi ulang dengan lessor atau kreditur, serta volatilitas harga avtur dan nilai tukar USD/IDR menjadi faktor yang dapat memengaruhi pemulihan operasional.
Free float yang sempat turun juga berpotensi mengurangi minat investor publik, sementara starting point yang berat—ekuitas negatif dan rugi pada kuartal III 2025 menjadikan proses turnaround memerlukan waktu.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Rancang Private Placement Rp23,67 Triliun untuk Perkuat Keuangan
Perubahan rencana penyertaan modal juga terjadi, dari nilai awal US$1,8 miliar menjadi US$1,4 miliar atau setara Rp23,67 triliun. Jumlah saham baru yang diterbitkan disesuaikan dari 407 miliar menjadi 315 miliar saham, sejalan dengan revisi nilai investasi DAM.
Dana ini diharapkan membantu stabilisasi keuangan, pemeliharaan armada, dan penguatan Citilink, meski keberhasilan jangka panjang sangat tergantung pada eksekusi manajemen dan kondisi pasar penerbangan domestik.
Kiwoom menyoroti kepastian aksi korporasi sebagai katalis jangka pendek, namun menekankan bahwa overhang saham baru dan risiko regulasi internal menjadi perhatian utama investor yang mengamati saham GIAA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: