Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Proyeksi Damainya Rusia-Ukraina Tekan Harga Minyak Dunia

        Proyeksi Damainya Rusia-Ukraina Tekan Harga Minyak Dunia Kredit Foto: Kementerian ESDM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak dunia melemah pada perdagangan di Jumat (21/11). Amerika Serikat (AS) mendorong tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Hal tersebut berpotensi meningkatkan pasokan minyak global. 

        Dilansir dari Reuters, Senin (24/11), Harga Brent turun 1,3% ke US$62,56. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,6% ke US$58,06.

        Baca Juga: Konsisten Dukung Net Zero Emission, Capaian Program Dekarbonisasi Kilang Pertamina Internasional Melebihi Target 2025

        Washington mendorong rencana perdamaian untuk mengakhiri perang dari Ukraina-Rusia. Hal ini menyusul sanksi yang telah diberlakukan terhadap perusahaan minyak dari Rusia, Rosneft dan Lukoil.

        Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memperingatkan proposal damai tersebut membuat negaranya berisiko kehilangan martabat dan kebebasan atau dukungan dari AS. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui meminta sang presiden menerima proposal tersebut dalam waktu satu minggu.

        Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan proposal perdamaian dapat menjadi dasar penyelesaian konflik. Namun jika hal itu ditolak, maka pasukannya akan terus melanjutkan serangan.

        Rusia melalui kesepakatan damai ini berpotensi membuka jalan untuk mengekspor lebih banyak bahan bakar ke pasar global.

        “Dengan munculnya kabar pembicaraan damai tepat saat sanksi terhadap dua perusahaan minyak negara itu mulai berlaku, pasar minyak melihat adanya sedikit kelegaan terhadap risiko gangguan pasokan,” kata Managing Director Deutsche Bank, Jim Reid.

        Meski demikian, kesepakatan damai dinilai masih membutuhkan waktu. Lukoil memiliki tenggat  untuk menjual portofolio internasionalnya hingga 13 Desember.

        Baca Juga: Sewindu Kilang Pertamina Internasional, Bangun Legasi untuk Ketahanan Energi Indonesia

        Faktor lain yang menekan harga minyak adalah penguatan dolar dari AS. Indeks dolar mencapai level tertinggi dalam enam bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat minyak yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: