Likuiditas Menguat, DPK Bank Mega Syariah Tumbuh 16,9% Menjadi Rp12,28 Triliun
Kredit Foto: Bank Mega Syariah
Bank Mega Syariah (BMS) mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 16,9% hingga menembus lebih dari Rp 12,28 triliun pada Januari–Oktober 2025. Pertumbuhan tersebut terjadi saat persaingan penghimpunan dana di industri perbankan nasional masih ketat, sehingga memperkuat likuiditas bank dan menopang strategi penguatan fundamental usaha.
Kenaikan DPK itu diperoleh melalui inovasi produk dan optimalisasi layanan digital yang mempermudah transaksi dan aktivitas menabung. Pendekatan ini membantu bank menjaga arus masuk dana tetap stabil meski biaya dana masih tertekan. Penguatan likuiditas tersebut menjadi modal penting bagi bank dalam menjaga operasi yang efisien pada periode ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Baca Juga: Dana Kelolaan Wealth Management Bank Mega Syariah Sentuh Rp125 Miliar
Di sisi profitabilitas, BMS juga mencatat perbaikan rasio return on asset (ROA) yang bergerak pada kisaran 1,0%–1,4% sepanjang Januari–November 2025. Kinerja ini menunjukkan kemampuan bank mengelola aset secara efisien ketika industri menghadapi tekanan global maupun domestik. Sementara itu, return on equity (ROE) meningkat dari 5,81% pada Januari menjadi 7,10% pada Oktober 2025, mengindikasikan peningkatan imbal hasil bagi pemegang saham.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, mengatakan penguatan tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkokoh struktur usaha.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Gandeng BPAM Perluas Akses Investasi Syariah
“Perseroan akan terus memperkuat fondasi bisnis, menjaga kualitas pembiayaan, serta menghadirkan solusi keuangan syariah yang inovatif dan inklusif agar semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang merasakan manfaat pembiayaan syariah yang aman dan mudah,” ujar Hanie dalam keterangan resmi, Selasa (25/10/2025).
Menurut BMS, tren kenaikan DPK dan peningkatan indikator profitabilitas memberi ruang bagi bank dalam menjaga stabilitas operasional. Di tengah kondisi likuiditas industri yang masih menantang, kemampuan bank mempertahankan pertumbuhan dana murah dan menjaga efisiensi menjadi kunci untuk mempertahankan kepercayaan nasabah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: