Nezar Patria: Indonesia Sumbang 40% Ekonomi Digital ASEAN di 2030
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Perluasan adopsi sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Asia Tenggara dinilai membuka peluang besar bagi integrasi ekonomi digital kawasan yang diproyeksikan mencapai nilai USD1 triliun pada 2030.
Pemerintah menilai konektivitas pembayaran lintas negara melalui QRIS dapat memperkuat posisi ASEAN dalam ekonomi digital global, dengan Indonesia diperkirakan menyumbang sekitar 40% atau setara USD366 miliar.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyampaikan penilaian tersebut dalam Indonesia Best Digital Finance Awards 2025 di Jakarta, November 2025. Ia menegaskan bahwa ASEAN berada pada fase pertumbuhan paling dinamis, dengan teknologi pembayaran lintas negara menjadi salah satu pendorong efisiensi transaksi.
“ASEAN ini memang satu kawasan yang sangat dinamis untuk pertumbuhan ekonomi digital. 2030 dikirakan tumbuh sampai dengan 1 triliun USD untuk ASEAN. Dan Indonesia itu menyumbang kurang lebih 40%,” ujar Nezar, dikutip Kamis (28/12/2025).
Baca Juga: Ekonomi Digital Terus Meningkat, 13 Miliar Transaksi QRIS Capai Rp60.000 Triliun
Nezar menilai perluasan penggunaan QRIS ke Malaysia dan Thailand menjadi langkah penting bagi interkoneksi pembayaran di ASEAN. Menurutnya, teknologi sederhana namun inklusif seperti QRIS mampu memberi efek besar pada industri pembayaran karena digunakan oleh jutaan pelaku usaha dan konsumen.
“Salah satu yang saya kira tidak terlalu rumit tapi sangat efektif yaitu QRIS itu tadi,” kata Nezar.
Ia menjelaskan bahwa dampak disrupsi QRIS terasa secara global. Bahkan, penetrasi QRIS disebut masuk dalam pembahasan resmi antara Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat, setelah perusahaan pembayaran global seperti Visa dan Mastercard menilai keberadaannya memengaruhi struktur kompetisi.
“QRIS itu bisa melakukan disrupsi yang luar biasa sehingga dalam deal kita dengan pemerintah Amerika Serikat, QRIS itu sampai dimasukkan,” ujarnya.
Baca Juga: BI Mulai Uji Coba Penggunaan QRIS di Korea Selatan
Pemerintah menilai perluasan QRIS dapat menjadi dasar bagi integrasi sistem pembayaran regional. Dengan semakin banyaknya bank sentral dan otoritas keuangan yang membuka kolaborasi, interkoneksi transaksi di kawasan diperkirakan dapat berlangsung lebih cepat dan lebih efisien.
Nezar menyebut kolaborasi antarbank dan regulator menjadi langkah kunci untuk menciptakan platform pembayaran yang saling terhubung di Asia Tenggara. “Mudah-mudahan bisa menjadi satu platform untuk Asia Tenggara,” katanya.
Selain efisiensi transaksi, integrasi pembayaran lintas negara dinilai mampu meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN di tengah kompetisi ekonomi digital global. Dengan Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan, pemerintah memproyeksikan adopsi teknologi pembayaran terstandarisasi sebagai kontribusi strategis bagi penguatan ekosistem digital regional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: