Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Ditutup Mixed, Investor Saham Pantau Data Ekonomi China

        Bursa Asia Ditutup Mixed, Investor Saham Pantau Data Ekonomi China Kredit Foto: Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia ditutup dengan hasil campuran pada perdagangan di Rabu (3/12). Hal ini terjadi seiring investor menimbang meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga menyusul data ekonomi terbaru dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Kamis (4/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China menjadi sorotan dalam perdagangan kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,28% ke 25.760,73
        • CSI 300 (China): Turun 0,51% ke 4.531,05
        • Shanghai Composite (China): Turun 0,51% ke 3.878,00
        • Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,14% ke 49.864,68
        • Topix (Jepang): Turun 0,20% ke 3.334,32
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 1,04% ke 4.036,30
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,39% keĀ 932,01

        Dari Amerika Serikat (AS) taruhan investor terhadap pemangkasan suku bunga acuan sebesar dua puluh lima basis poin pada bulan ini naik tajam, dengan probabilitas melampaui 85. Hal ini menyusul melambatnya inflasi dan melemahnya sejumlah indikator ekonomi dari Negeri Paman Sam.

        Meski demikian, investorĀ  tetap berhati-hati karena pernyataan pejabat bank sentral masih memberikan sinyal beragam mengenai waktu dan besaran pelonggaran kebijakan selanjutnya. Investor kini menunggu rilis data ekonomi terbaru yang akan datang untuk mencari petunjuk tambahan terkait langkah terbaru dari The Fed.

        Baca Juga: IHSG Ditutup Terkoreksi Tipis ke 8.611, Saham IPOL, PGUN dan TALF Huni Top Losers

        Dari China, bursa melemah setelah survei swasta menunjukkan pertumbuhan sektor jasa melambat ke level terendah dalam lima bulan pada November. Indeks Manajer Pembelian (PMI) jasa turun menjadi 52,1. Hal tersebut mencerminkan lemahnya pesanan baru dan berlanjutnya kontraksi tenaga kerja. Meski demikian, aktivitas ekspor mencatatkan sedikit peningkatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: