Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PLN: Energi Surya Akan Melonjak 20 Kali Lipat, Smart Grid dan BESS Jadi Andalan

        PLN: Energi Surya Akan Melonjak 20 Kali Lipat, Smart Grid dan BESS Jadi Andalan Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Vice President Hydro Energi PT PLN (Persero) Ardian Inkareksa menegaskan bahwa energi surya akan menjadi pengisi ruang terbesar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) Indonesia selama satu dekade mendatang.

        Dalam pemaparannya pada acara Energy Outlook yang diselenggarakan Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (5/12/2025), ia menyebut bahwa kapasitas PLTS nasional akan meningkat hingga 17,1 GW atau hampir 20 kali lipat dari kapasitas terpasang saat ini.

        “Jadi memang EBT kita akan sangat bergantung pada solar, Pak. Solar itu memegang peranan sekitar 17 GW, sedangkan saat ini kita mungkin baru punya sekitar 500-an MW saja,” ucap Ardian.

        Baca Juga: Menteri ESDM Tinjau Pemulihan Kelistrikan, PLN Kebut Perbaikan di Sumatra Utara Pascabencana

        Ia menambahkan bahwa pertumbuhan tersebut menandai perubahan besar dalam struktur pembangkitan nasional, di mana PLTS akan menjadi penopang utama bauran energi bersih. “Jadi solar ini akan menduplikasi dirinya hampir 20 kali selama 10 tahun ke depan,” sambungnya.

        Ardian menjelaskan bahwa energi surya memiliki karakter intermiten dan fluktuatif sehingga membutuhkan sistem kelistrikan yang lebih fleksibel. Untuk itu, PLN tengah mengembangkan jaringan pintar atau smart grid guna mengakomodasi masuknya energi surya dalam jumlah besar ke dalam sistem, terutama menuju pusat-pusat beban.

        Pengembangan smart grid ini menjadi satu kesatuan dengan inisiatif green enabling transmission line, yang memungkinkan energi dari sumber-sumber intermiten seperti surya dan angin dialirkan dengan kualitas yang tetap stabil.

        Dalam upaya menjaga keandalan sistem, PLN juga menyiapkan integrasi teknologi penyimpanan energi. Energi surya dan angin yang bersifat variabel nantinya akan dipadukan dengan penggunaan Battery Energy Storage System (BESS). Teknologi ini akan berfungsi sebagai penyangga ketika produksi listrik menurun tiba-tiba akibat kondisi cuaca.

        Baca Juga: Dorong Swasembada Energi, PLN Tunjukkan Lompatan Besar Program Electrifying Lifestyle

        Ardian menyebut bahwa pengembangan BESS merupakan bagian penting agar sistem tetap stabil meski bauran EBT meningkat tajam.

        Selain energi surya, energi angin juga akan mendapat porsi lebih besar dalam RUPTL 2025–2034. Kapasitas PLTB diperkirakan mencapai 7,2 GW dan akan diintegrasikan dengan BESS untuk memastikan output listrik tetap stabil serta meningkatkan keandalan sistem di berbagai wilayah, termasuk kawasan Indonesia Timur.

        "Nah di satu sisi secara teknis dengan meningkatnya bauran EBT yang mana porsi daripada Solar dan juga Angin, kalau di RUPTL sebelumnya itu hanya 5 Giga, di RUPTL yang sekarang ini menjadi 25. Nah ini tentu meningkatkan yang namanya intermitensi dan flexibility jaringan," ucapnya. 

        Dengan berbagai langkah tersebut, penguatan smart grid, pembangunan jaringan transmisi hijau, serta pemanfaatan teknologi penyimpanan energi, PLN menargetkan sistem kelistrikan yang mampu mengakomodasi laju pertumbuhan energi terbarukan tanpa mengorbankan kualitas layanan listrik.

        Baca Juga: Pastikan Percepatan Pemulihan, Menteri ESDM Tinjau Langsung Perbaikan Kelistrikan Aceh oleh PLN

        Ardian menegaskan bahwa transformasi menuju bauran energi bersih berskala besar hanya dapat tercapai melalui penguatan infrastruktur sistem kelistrikan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: