- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pulihkan Sistem Kelistrikan Aceh, PLN Terjunkan 1.600 Personel Siaga Tanpa Henti
Kredit Foto: Istimewa
Lebih dari 1.600 personel PT PLN (Persero) masih terus bersiaga penuh di berbagai titik terdampak bencana demi memastikan pemulihan Sistem Kelistrikan Aceh dapat dituntaskan secara menyeluruh. Ribuan petugas tersebut menjadi garda terdepan dalam mengembalikan denyut kehidupan masyarakat Aceh pascabencana.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa kehadiran ribuan insan PLN di lapangan bukan sekadar menjalankan tugas teknis, melainkan membawa semangat kemanusiaan dan solidaritas. Menurutnya, kegigihan masyarakat Aceh justru menjadi sumber energi tersendiri bagi seluruh petugas.
“Kami belajar dari semangat dan perjuangan masyarakat Aceh yang tidak pernah padam untuk bangkit dari kondisi bencana ini. Maka tim PLN tidak pernah menyerah karena ini bukan hanya soal memulihkan pasokan listrik, namun ini adalah simbol api perjuangan rakyat Aceh,” ujar Darmawan, Kamis (18/12/2025).
Upaya besar yang melibatkan lebih dari 1.600 personel ini mulai membuahkan hasil. PLN berhasil memulihkan kembali jaringan transmisi 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa pada Rabu (17/12) pukul 13.30 WIB. Pulihnya jalur vital ini menandai berakhirnya isolasi sistem kelistrikan Aceh dan menghubungkannya kembali dengan backbone sistem kelistrikan besar Sumatra.
Darmawan menjelaskan, transmisi Pangkalan Brandan–Langsa merupakan tulang punggung interkoneksi Sumatra–Aceh. Karena itu, pemulihannya menjadi prioritas utama dalam tahapan krusial pemulihan sistem kelistrikan pascabencana.
“Tersambungnya kembali transmisi Pangkalan Brandan–Langsa adalah titik penting dalam pemulihan kelistrikan Aceh. Jalur ini menjadi backbone interkoneksi Sumatra–Aceh, sehingga pemulihannya membuka jalan bagi tahapan lanjutan pemulihan sistem secara menyeluruh,” jelasnya.
Pemulihan jalur transmisi tersebut dilakukan melalui pembangunan tower darurat di sejumlah titik yang terdampak banjir dan longsor. Ribuan personel PLN harus bekerja di tengah tantangan berat, mulai dari akses lokasi yang terbatas, kontur tanah yang labil, hingga curah hujan tinggi yang memicu genangan air dan lumpur ekstrem.
“Pembangunan tower darurat dilakukan dalam kondisi lapangan yang sangat menantang. Namun seluruh personel tetap bekerja dengan standar keselamatan tinggi agar jalur transmisi dapat kembali berfungsi secara aman,” ungkap Darmawan.
Setelah interkoneksi kembali normal, PLN kini memasuki fase berikutnya, yakni pengoperasian kembali pembangkit listrik, khususnya PLTU Nagan Raya. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 48 jam, meliputi tahapan pemanasan, sinkronisasi sistem, serta pengujian kinerja sebelum listrik dapat dialirkan secara optimal.
“Pemulihan kelistrikan harus dilakukan berurutan. Setelah interkoneksi aman, kami masuk ke pengoperasian pembangkit agar pasokan yang dihasilkan benar-benar optimal dan dapat menopang sistem secara andal,” tegas Darmawan.
Selanjutnya, pasokan listrik akan disalurkan secara bertahap melalui 20 gardu induk, 558 penyulang, dan 15.717 gardu distribusi yang melayani masyarakat di seluruh wilayah Aceh. Ribuan personel PLN tetap disiagakan untuk memastikan setiap tahapan berjalan aman, terutama di wilayah yang masih tergenang lumpur dan air.
Darmawan juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh atas ketidaknyamanan yang terjadi serta meminta dukungan agar proses pemulihan dapat berjalan lancar.
“Kami memahami ketidaknyamanan masyarakat pascabencana. Atas kondisi ini kami menyampaikan permohonan maaf dan memohon doa serta dukungan masyarakat Aceh agar seluruh tahapan pemulihan kelistrikan dapat diselesaikan dengan aman dan cepat,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: