Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Pacu Investasi Hilirisasi, Target Rp3.464,5 Triliun hingga 2029

        Pemerintah Pacu Investasi Hilirisasi, Target Rp3.464,5 Triliun hingga 2029 Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menargetkan investasi sektor hilirisasi mencapai Rp3.464,5 triliun hingga 2029 sebagai bagian dari strategi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

        Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis BKPM Heldy Satrya Putera menyampaikan bahwa investasi menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

        Ia menegaskan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8% pada 2029, proyek-proyek hilirisasi harus disiapkan secara terukur, realistis, dan siap dieksekusi. 

        “Investasi merupakan salah satu kunci penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mencapai target pertumbuhan hingga 8 persen pada 2029, hilirisasi harus menjadi motor utama dengan proyek-proyek yang terukur, realistis, dan siap dieksekusi,” ujar Heldy, dalam penyelenggaraan Expose Proposal Bisnis (Probis) Hilirisasi Investasi Strategis 2025 di Jakarta, Kamis (18/12/2025). 

        Baca Juga: Dorong Investasi, Penegakan Aturan di Sektor Pertambangan Dinilai Perlu Diperkuat

        Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, total investasi nasional ditargetkan mencapai Rp13.032,8 triliun. 

        Dari jumlah tersebut, sektor hilirisasi diproyeksikan berkontribusi signifikan sebesar Rp3.464,5 triliun. Pemerintah menilai kontribusi tersebut krusial untuk memperkuat struktur ekonomi dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah.

        BKPM mencatat, sepanjang periode Januari–September 2025, realisasi investasi di sektor hilirisasi telah mencapai Rp431,4 triliun atau sekitar 83% dari target realisasi hilirisasi tahun 2025 sebesar Rp521,4 triliun. 

        Capaian tersebut dinilai mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap proyek-proyek hilirisasi yang memiliki kepastian implementasi dan dukungan kebijakan yang kuat .

        Untuk menopang target investasi tersebut, pemerintah menyusun Probis Hilirisasi Investasi Strategis 2025 sebagai instrumen kebijakan sekaligus alat pemasaran investasi. 

        Dokumen ini memetakan 15 komoditas prioritas yang dikembangkan melalui proyek hilirisasi strategis di berbagai wilayah Indonesia. 

        Baca Juga: Investasi Energi Bersih Jadi Ujian Besar Ekonomi Indonesia Jelang 2026

        Komoditas tersebut mencakup sektor mineral, minyak dan gas bumi, kelautan dan perikanan, serta perkebunan dan kehutanan, antara lain nikel, timah, bauksit, tembaga, pasir silika, besi baja, minyak bumi, gas bumi, kelapa sawit, kelapa, udang, ikan tilapia, tuna–cakalang–tongkol, garam, dan rumput laut. 

        Heldy menjelaskan, Probis Hilirisasi disusun secara komprehensif dan terintegrasi, mencakup aspek pasar, ketersediaan bahan baku, teknologi, keekonomian proyek, pembiayaan, hingga penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). 

        Penyusunannya melibatkan diskusi dengan pelaku usaha dari hulu hingga hilir, kementerian dan lembaga terkait, pengelola kawasan industri, asosiasi, serta akademisi, guna memberikan gambaran proyek yang realistis dan siap ditawarkan kepada investor.

        Pemerintah juga menyiapkan berbagai dukungan kebijakan untuk meningkatkan daya tarik investasi hilirisasi, mulai dari insentif fiskal dan nonfiskal, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), hingga penetapan proyek hilirisasi sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). 

        Dukungan tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian berusaha sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, khususnya pada industri strategis seperti ekosistem baterai dan kendaraan listrik berbasis nikel, industri pengolahan kelapa dan kelapa sawit, serta produk olahan perikanan dan rumput laut .

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: