Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan di Selasa (23/12). Data menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat namun sentimen pasar masih dibayangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Rabu (24/12), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,2% ke 98,02.
Baca Juga: Asing Net Sell Kala IHSG Tersungkur, Saham-saham Ini Dibuang
Data pertumbuhan ekonomi tersebut memperkuat pandangan bahwa bank sentral akan menahan suku bunga pada pertemuan bulan depan dengan peluang sebesar 87%.
Investor kini memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter berikutnya baru akan terjadi pada Juni. Proyeksi dua kali pemangkasan masing-masing dua puluh lima basis poin telah diperhitungkan untuk tahun 2026.
“Dolar berpotensi melemah tahun depan, setidaknya pada kuartal pertama, karena bank sentral akan semakin terpaksa mengakui bahwa kondisi pasar tenaga kerja tidak berada dalam posisi yang baik,” kata Direktur Manajemen Risiko Valuta Asing dan Logam Mulia Silver Gold Bull, Erik Bregar.
Menurutnya, The Fed kemungkinan harus lebih melunak terkait pemangkasan suku bunga dibandingkan sikapnya saat ini.
“Pasar menginginkan pemangkasan suku bunga, dan peluangnya cukup besar bahwa kita akan melihat ketua bank sentral yang lebih dovish dan berupaya mewujudkannya,” ujar Bregar.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) sebelumnya melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) tumbuh pada laju tahunan sebesar 4,3% di Kuartai IV. Data tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi, namun belum cukup kuat untuk mengubah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: